Meskipun stroke tampaknya memengaruhi sejumlah kecil pasien Covid-19, stroke disebut terkait dengan fenomena komplikasi lain yang muncul pada pasien kritis, yakni pembekuan darah berlebihan.
"Pasien dengan Covid-19 yang parah dapat mengalami pembekuan di kaki dan paru-paru yang dapat mengancam jiwa," kata para dokter.
Darah mereka bisa sangat kental sehingga menghalangi garis dan kateter intravena. Gumpalan kecil di organ lain, seperti ginjal dan hati, telah ditemukan pada otopsi pasien virus corona.
Ilmuwan Jerman melaporkan minggu lalu bahwa otopsi 12 pasien Covid-19 menghasilkan sejenis gumpalan darah yang disebut deep vein thrombosis pada tujuh di pasien. Penyebab kematian pada empat pasien adalah jenis bekuan darah lain di paru-paru yang disebut emboli paru.
Pembekuan darah menjadi risiko pada semua pasien yang sakit kritis jika mereka tidak bisa bergerak dalam waktu lama.
"Pasien dengan virus corona mengalami peningkatan kadar protein pembekuan dalam darah dan kondisinya tampaknya kurang responsif terhadap obat pengencer darah," kata Dr. Adam Cuker, seorang profesor kedokteran di University of Pennsylvania.
"Beberapa bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat secara langsung menginfeksi sel-sel endotel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, menyebabkan cedera dan pembengkakan yang menarik protein yang mendorong pembekuan," kata Dr. Cuker.
Orang-orang yang telah terpapar virus corona dan sedang isolasi di rumah harus segera menghubungi dokter jika mengalami nyeri dada dan sesak napas. Keluhan itu mungkin menandakan bekuan darah di paru-paru.
Selain itu nyeri kaki, pembengkakan, kemerahan, dan perubahan warna kulit juga mungkin menunjukkan gumpalan darah.
Baca Juga: Heboh Kasus NF Slenderman dan Ada Masker Bisa Deteksi Virus Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat