Suara.com - Serangan jantung adalah peristiwa mematikan yang disebabkan oleh hilangnya darah secara mendadak di otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika arteri koroner yang merupakan saluran utama untuk membawa darah ke jantung tersumbat.
Kebanyakan orang memahami tanda serangan jantung berupa nyeri dada. Tetapi, serangan jantung bisa menimbulkan tanda-tanda lain pada tubuh yang terabaikan.
Penelitian telah menemukan bahwa perubahan tubuh yang halus bisa menandakan risiko seseorang berisiko mengalami serangan jantung pada suatu hari.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam BMJ, satu tanda peringatan utama serangan jantung bisa terlihat pada kelopak mata. Tanda-tanda ini disebut xanthelasmata, yang juga termasuk tanda peringatan tingginya kadar kolesterol.
Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah. Kondisi ini salah satu penyebab utama terjadi sumbatan di pembuluh darah jantung.
Studi ini telah meneliti hubungan antara endapan kolesterol dan penyakit jantung terhadap 12 ribu orang di Denmark pada 1970-an, sebanyak 4,4 persen diantara mengalami xanthelasmata.
Tiga dekade kemudian, mereka yang menderita xanthelasmata memiliki kemungkinan 48 persen lebih besar mengalami serangan jantung. Sebanyak 39 persen lebih mungkin untuk menderita penyakit jantung dan 14 persen lebih mungkin meninggal dunia.
Para peneliti menyimpulkan bahwa xanthelasmata dapat memprediksi risiko penyakit arteri koroner, serangan jantung dan kematian pada populasi umum.
Peneliti juga menyimpulkan bahwa arcus corneae atau arcus senilis bukan merupakan prediktor independen yang penting terhadap risiko. Arcus senilis juga dikenal sebagai arcus corneae, yakni busur abu-abu atau putih yang terlihat di atas dan bawah di bagian luar kornea yang terlihat jelas seperti menutupi kubah bagian depan mata.
Baca Juga: Orang dengan Riwayat Genetik Demensia Berisiko Terinfeksi Corona Covid-19?
"Temuan ini tidak mengejutkan bagi profesional medis, karena xanthelasmata dikenal sebagai endapan kolesterol. Kondisi ini merupakan tanda peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor ririsko penyakit kardiovaskular," jelas NHS dikutip darri Express.
Temuan ini juga merupakan gagasan tentang kekuatan hubungan antara xanthelasmata dengan penyakit kardiovaskular.
Peneliti ini menyoroti bahwa orang-orang dengan tanda-tanda ini harus memeriksakan risiko penyakit kardiovaskularnya. Tapi juga perlu mempertimbangkan faktor risiko lain, seperti usia, IMT, kebiasaan merokok, diabetes, riwayat keluarga dengan serangan jantung, stroke dan peningkatan tekanan darah.
"Pengetahuan ini akan membantu dokter dalam menentukan seseorang berisiko menderita penyakit jantung atau tidak. Selain itu, penelitian ini juga memungkinkan mereka mengubah gaya hidup untuk menurunkan risikonya," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh