Suara.com - Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjalani kehidupan dengan rasa syukur akan lebih bahagia dan kecil kemungkinannya menderita masalah psikologis.
Sebuah studi oleh University of Twente menunjukkan bahwa melatih diri untuk lebih bersyukur bisa membantu orang merasa lebih baik dan akan meningkatkan kesehatan mental.
Ernst Bohlmeijer, Profesor Kesehatan Mental Positif mengatakan pertama kalinya rasa syukur menunjukkan pengaruh baik pada kesehatan mental cukup meyakinkan.
"Sebelumnya, penelitian tentang melatih rasa terima kasih kepada orang-orang belum memperlihatkan banyak efeknya. Jadi, kami memutuskan untuk mempelajari efeknya dari pelatihan selama 6 minggu dan hasil penelitian diterbikan di Journal of Happiness Studies," kata Ernst Bohlmeijer dikutip dari Medical Express.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Twente telah melibatkan 217 peserta untuk menunjukkan bahwa pelatihan selama 6 minggu. Oara peserta yang melatih rasa terima kasihnya mengalami peningkatan yang cukup besar pada kesehatannya.
Efek ini juga terlihat jelas dalam jangka panjang. Rasa syukur akan membuat seseorang lebih fokus pada hidupnya, termasuk menikmati hal sederhana.
"Melatih rasa syukur bukanlah trik untuk menjadi bahagia dengan cepat. Tapi, latihan rasa syukur ini mengembangkan sikap baru terhadap kehidupan, Kehidupan menjadi kurang jelas dan membuat orang lebih fleksibel," jelasnya.
Penelitian oleh Universitas Twente juga berfokus pada orang dewasa dengan masalah kesehatan dan psikologis ringan. Para peserta direkrut melalui media sosial dan iklan surat kabar.
Sebanyak 217 pelamar yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi, dibagi menjadi 3 kelompok secara acak. Kelompok pertama, sebanyak 73 peserta melatih rasa syukur selama 6 minggu.
Baca Juga: Studi Baru Sarankan Obat Covid-19 Menargetkan Dua Enzim pada Virus
Kelompok kedua, sebanyak 73 perserta diperintahkan untuk melakukan 5 hal baik untuk dirinya sendiri setiap minggu. Kelompok ketiga, sebanyak 71 peserta masuk kategori daftar tunggu.
Setelah 6 minggu dan 3 bulan, hampir sepertiga dari peserta dalam kelompok yang melatih rasa syukur memiliki kehidupan yang sejahtera. Tingkat kesejahteraan mereka lebih banyak dari 2 kelompok lainnya yang hanya 19,2 persen dan 13,6 persen.
Para peserta dalam kelompok syukur lantas diberi latihan berbeda untuk mengembangkan rasa syukur mereka setiap minggu, seperti fokus pada perasaan menghargai, rasa terima kasih dan mengungkapkannya kepada orang lain.
Mereka juga diminta menuliskan hal-hal positif tentang kehidupannya sendiri dan merefleksikan efek positif dari kesulitan.
Para peserta diminta melakukan latihan itu selama 10 hingga 15 menit setiap hari. Tapi, mereka juga diminta tidak mengabaikan pengalaman negatif, mengakui kesulitan dan ada tekanan psikologis.
Karena semua cara mengharagai hal-hal baik dan mengakui kesulitan dalam hidup adalah inti dari ketahanan psikologis seseorang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah