Suara.com - Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, seperti extraversion atau conscientiousness. Penelitian University College London, Inggris, menunjukkan kepribadian juga bervariasi sesuai sifat kognitif tertentu, yaitu distraksibilitas.
Temuan ini terbit dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science, pada 2015.
"Kita semua tahu dari pengalaman pribadi bahwa beberapa orang tampaknya lebih rentan terhadap masalah fokus daripada yang lain. Pada saat yang sama, kita tahu bahwa kurangnya perhatian dan distrakbilitas menjadi ciri orang dengan diagnosis klinis attention-deficit atau hyperactivity disorder (ADHD)," kata penulis studi, Profesor Nilli Lavie dari UCL Institute of Cognitive Neuroscience.
"Ini mengarahkan kami untuk berhipotesis bahwa mungkin ada sifat attention-distractibility (perhatian-distraksibilitas) yang kita miliki pada beberapa tingkat, dan akhir klinis dari spektrum ini dipandang sebagai ADHD," sambungnya.
Penemuan ini merupakan hasil analisis terhadap 174 orang dewasa yang diukur ditraksibilitas mereka. Pada 25% dari 384 uji coba, gambar yang menganggu dari karakter kartun terkenal muncul di atas atau di bawah tugas pencarian virusal dan distrakbilitas peserta diukur oleh sejauh mana kartun memperlambat respon mereka.
Setelah tugas ini, peserta menyelesaikan ukuran laporan diri sendiri gejala ADHD yang divalidasi pada masa kanak-kanak.
Hasil penelitian menunjukkan distraksibilitas peserta dikaitkan dengan tingkat gejala ADHD yang mereka alami pada masa kanak-kanak, termasuk skor ADHD keseluruhan dan skor mereka untuk dua subtipe ADHD (kurang perhatian dan hiperaktif-impulsif).
Korelasi antara distraksitibilitas dan gejala ADHD bertahan pada kisaran skor penuh, menunjukkan distraksibilitas adalah sifat berkelanjutan yang berkisar dari rendah ke tinggi di seluruh populasi umum.
Menurut penulis, kemampuan untuk mengenali dan mengukur sifat perhatian-distraksibilitas dapat membantu kita memahami mengapa beberapa orang tampaknya sangat rentan terhadap kecelakaan dan kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian.
Baca Juga: Daripada Bengong, Yuk Coba 10 Tes Kepribadian Ini
"Penemuan sifat perhatian-distraksibilitas adalah penting karena perhatian berfungsi sebagai pintu gerbang ke semua pemrosesan informasi," kata Profesor Lavie, dilansir ucl.ac.uk.
"Sifat perhatian-distraksibilitas yang tinggi kemungkinan akan berdampak pada pendidikan dan prestasi kerja seseorang, juga pada kemampuan mereka untuk fokus pada kegiatan dan tugas sehari-hari," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?