Suara.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown dalam istilah sebelumnya, dapat menempatkan anak-anak pada risiko obesitas atau kelebihan berat badan.
Berdasarkan penelitian observasional yang terbit dalam jurnal Obesity terhadap 41 anak dengan obesitas di Verona, Italia, anak-anak menghabiskan lima jam lebih dari biasanya di depan layar, dan mereka makan makanan cepat saji dan daging merah lebih banyak.
Dilansir CNN Internasional, anak-anak juga menghabiskan dua jam lebih sedikit setiap minggu untuk melakukan aktivitas fisik.
"Tiba-tiba muncul Covid-19, dan itu benar-benar mengubah gaya hidup secara berbanding terbalik bagi banyak keluarga," kata Myles Faith, seorang profesor pendidikan di Universitas di Buffalo dan rekan penulis dalam penelitian ini.
Pergeseran perilaku pada anak-anak kelebihan berat badan yang diamati dalam penelitian ini adalah hal yang sama yang telah dipelajari para peneliti obesitas selama bertahun-tahun.
Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa prevalensi obesitas hanya tumbuh selama musim panas.
Faith menunjuk ke persperktif terbaru yang dibagikan dalam Obesity menjelaskan lockdown dari pandemi virus corona menunjukkan karakteristik yang sama yang mendasari peningkatan musim panas yang dapat diprediksi pada obesitas anak.
Kiat mengurangi obesitas pada anak dari para ahli
Menurut ahli, keluarga dapat mendorong kebiasaan baik dengan menciptakan budaya di dalam rumah tangga yang berpusat pada hidup sehat.
Baca Juga: Agar Anak Semangat Pakai Masker, Pilih Masker dengan Motif Menggemaskan
Faith menandari beberapa tips yang berguna dalam membantu anak-anak menjaga kebiasaan sehat dan mengatasi obesitas.
- Makanan sehat di rumah : Sangat penting untuk membatasi jumlah makanan junk food atau pilihan yang kurang sehat lain.
- Batasi waktu layar: Para ahli merekomendasikan orang tua masih mencoba membatasi berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak untuk melihat ponsel, komputer, dan layar TV. Namun perlu diingat bahwa tidak semua waktu layar dibuat sama, terutama jika anak-anak membutuhkannya sebagai sarana sosial yang penting.
- Rutinitas: Faith merekomendasikan untuk membangun rutinitas di dalam keluarga. Menurutnya, rutinitas di dalam keluarga adalah penting.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!