Suara.com - Orangtua seringkali melarang anak dengan melontarkan kata 'Jangan'.
Padahal, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Terutama saat masih berusia batita (1-3 tahun) dan pra sekolah (3-6 tahun).
Saat fase itu, anak akan banyak melakukan eksplorasi dan bertanya mengenai segala yang belum diketahuinya.
Psikolog Klinis Dra. Ratih Ibrahim, M.M mengatakan bahwa pada usia batita dan pra sekolah, perkembangan psikososial anak mulai berkembang.
"Usia 1 sampai 3 tahun ada tahapan autonomi versus doubt. Anak mulai mengembangkan kemandiriannya, mulai berekspresi," kata Ratih dalam Webinar bersama Nestle Dancow, Senin (15/6/2020).
Peran orangtua, menurut Ratih, harus memberikan ruang untuk anak berekplorasi.
Ia menyarankan jangan terlalu banyak melarang anak melakukan apa pun terlalu sering mengatakan 'jangan' kepadanya.
Sebab hal itu bisa berdampak pada pertumbuhan anak dan membuatnya jadi pemalu dan ragu-ragu dalam melakukan hal baru.
Ratih mengatakan, sebaiknya penggunaan 'jangan' hanya diucapkan untuk hal yang benar-benar bisa membahayakan anak.
Baca Juga: Si Kecil Jarang Tidur Siang, Apa Dampaknya Bagi Tumbuh Kembang Anak?
"Misalnya, usia 1 sampa 3 tahun senang banget dengan colokan listrik. Nanti tangannya dimasukin atau alat tulis, kita bisa bilang 'itu bahaya, jangan'. Itu boleh. Atau supaya tidak terlalu mengatakan kata 'jangan' kita bisa langsung pegang tangannya dan bilang itu bahaya," papar Ratih.
Usia batita memang membutuhkan banyak eksplorasi seluas mungkin terhadap lingkungan sekitarnya.
Karenanya, orangtua perlu menciptakan ruang lingkup aman dan tetap dampingi dengan anak, kata Ratih.
Nantinya saat telah melewati fase batita dan masuk tahap pra sekolah, anak akan belajar tentang inisiatif dan mengembangkan ambisi juga rasa tanggungjawab.
Dalam tahap ini pula orangtua diingatkan jangan terlalu berlebihan dalam memberikan pengajaran kepada anak.
"Kalau orangtua terlalu menuntut banyak bisa membuat anak dihinggapi rasa bersalah yang berlebihan," ujar Ratih.
Menurutnya, pendampingan anak dengan memberikan perasaan kasih yang lembut justri akan menimbulkan rasa aman dan membangun bonding.
Selain itu, menjadi dasar bagi anak bukan hanya mandiri dan percaya diri tapi membangun hubungan komunikasi yang baik saat dewasa nanti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!