Suara.com - Walikota Phoenix, di Arizona, Kate Gallego, mengatakan para pustakawan di kotanya dipanggil untuk membantu menguji masyarakat untuk virus corona.
Ia terpaksa melakukannya karena departemen kesehatan tidak ada yang dapat membantu mengingat banyaknya lonjakan kasus.
"Sebagai seorang Walikota, tidak ada orang lain lagi yang bertanggung jawab, itulah sebabnya kami meminta pustakawan, pekerja taman, dan karyawan pekerjaan umum untuk maju dan membantu dalam pengujian," kata Gallego, dalam wawancara dengan NPR.
Namun, tambahnya, seharusnya ada lebih banyak sumber daya di Amerika Serikat, dan seharusnya mereka tidak bergantung kepada pustakawan.
Pekerja kota seperti pustakawan dan pekerja taman bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk menyiapkan peralatan uji yang diperlukan.
Juru bicara dari kantor Walikota mengatakan tim inti yang terdiri dari selusin karyawan kota berkerja di bagian logistik. Sedangkan lainnya mengelola tempat yang digunakan untuk keperluan pengujian, dan mengatur administrasi.
Gallego mengatakan dia pergi ke tempat pengujian di Phoenix dan melihat orang-orang berbaris selama 8 jam di cuaca 43 derajat celcius.
Menurut Gallego, pencabutan lockdown yang terlalu cepat di Arizona adalah penyebab meningkatnya kasus hingga dua kali lipat dalam dua minggu.
"Kami benar-benar dalam situasi yang buruk, di mana kami membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk sistem medis kami dan membantu dengan pengujian," tandasnya, dilansir Insider.
Baca Juga: Dikira Lelucon, Ternyata Trump Serius Ingin Memperlambat Pengujian Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar