Suara.com - Belum lama ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengabarkan adanya potensi virus corona SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 bisa menyebar melalui udara atau airborne.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp.P (K) mengatakan data yang dipublikasi belum dianggap valid, meski WHO sudah mengarahkan setiap negara untuk terus waspada terkait ancaman tersebut.
Dan jika benar, maka akan ada perubahan besar dalam protokol kesehatan di tengan pandemi Covid-19 seperti sekarang.
"Kalau dia airborne ada di mana-mana dan itu bisa terhirup dan masuk melalui masker untuk virusnya masuk, karena tidak hanya masker bedah biasa, maka dia bisa saja harus memakai masker N95," ujar Dr. Budi dalam acara Webinar Imboost, Kamis (9/7/2020).
Ia mengatakan pemerintah Indonesia juga harus lebih menggalakan upaya pencegahan. Apalagi jika benar sudah terbukti airborne, proses pembersihan bukan lagi dibutuhkan pada benda padat dan permukaan tapi juga harus di udara.
"Dari sisi pencegahan Pemda dan Pemerintah harus sering mendisinfeksi udara," jelasnya.
Di sisi lain meningkatnya penyebaran SARS CoV 2 ini, kata Budi, semakin meningkatkan biaya kesehatan negara akibat perubahan kebijakan hingga penyediaan disinfektan di tempat publik."Sepertinya konsekuensinya akan ada biaya lagi, biaya yang lebih mahal sekali," tutupnya.
Dr. Budhi Antariksa yang bekerja di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan juga mengatakan pentingnya masyarakat untuk menaati protokol kesehatan.
Ia juga menekankan menjaga daya tahan tubuh selagi masih pencarian antivirus mulai dari menjaga asupan bergizi, pola istirahat yang cukup dan mengonsumsi multivitamin jika diperlukan.
Baca Juga: 158 Kasus Baru Virus Corona di Singapura, 321 Pasien Sembuh
"Tidak semua virus RNA itu bisa dibuatkan vaksinnya. Contoh, HIV tidak ada vaksinnya, Hepatitis C juga tidak ada vaksinnya. Ada beberapa virus memang tidak ada vaksinnya. Dan kebetulan, corona itu masuk virus RNA, jadi belum tentu dia bisa dibentuk vaksinnya. Semoga sih bisa. Tapi, sampai sekarang belum ada buktinya," tutup Budhi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah