Suara.com - Sebuah studi menunjukkan, bahwa mendapatkan asupan protein nabati harian bisa mengurangi risiko kematian dini. Penelitin ini telah dipublikasikan secara online di JAMA Internal Medicine pada Senin (13/7/2020).
Dilansir dari Medical Xpress, penelitian ini menunjukkan setiap 3 persen dari asupan energi harian seseorang yang berasal dari protein nabati (bukan protein hewani) dapat mengurangi risiko kematian dini seseorang sebesar 10 persen.
Hasilnya sangat terlihat ketika orang mengganti protein hewani seperti telur atau daging merah menjadi makanan dengan protein nabati.
Beberapa makanan yang mengandung protein nabari adalah kacang kedelai (termasuk tempe dan tahu), kedelai, kacang-kacangan, alpukat, jagung, biji-bijian, brokoli, dan lain sebagainya.
"Misalnya, penggantian 3 persen energi dari protein telur atau protein daging merah dengan protein nabati seperti biji-bijian atau sereal menghasilkan perlindungan untuk kematian secara keseluruhan," kata pemimpin penelitian, Jiaqi Huang yang juga seorang rekan pascadoktoral di National Cancer Institute Amerika Serikat.
Untuk studi ini, tim Huang menganalisis data diet dari lebih dari 237.000 pria dan 179.000 wanita antara 1995 hingga 2011 sebagai bagian dari studi jangka panjang pada pola makan dan kesehatan.
Protein membentuk sekitar 15 persen dari makanan harian manusia, dengan 40 persen berasal dari tanaman dan 60 persen dari hewan.
Selama 16 tahun masa tindak lanjut, muncul pola di mana asupan protein nabati muncul untuk mengurangi risiko kematian dini. Setiap 10 gram protein nabati per 1.000 kalori menghasilkan 12 persen risiko kematian lebih rendah untuk pria dan 14 persen untuk wanita.
"Data kami menyediakan bukti untuk mendukung peran pola makan makanan nabati dalam pencegahan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan bahwa modifikasi dalam pilihan sumber protein dapat memengaruhi hasil kesehatan dan umur panjang," kata peneliti senior Dr. Demetrius Albanes, seorang peneliti senior di institut kanker.
Baca Juga: Pakar: Selain Bergizi, Protein Hewani Juga Bisa Jaga Imunitas Tubuh
Ada banyak alasan mengapa memilih protein nabati daripada protein hewani dapat membantu memperpanjang hidup.
"Protein daging cenderung memiliki kadar lemak jenuh, kolesterol, natrium, dan nutrisi lain yang lebih tinggi, sehingga sangat tidak baik untuk kesehatan Anda," kata Connie Diekman, seorang konsultan makanan dan nutrisi di St. Louis dan mantan presiden Academy of Nutrition dan Dietetika.
Sementara sisi lain Kayla Jaeckel, seorang manajer diet dan diabetes di Mount Sinai Health System menegaskan, bahwa protein nabati memiliki kandungan serat, antioksidan, vitamin dan mineral.
"Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah bahwa itu bergantung pada ingatan orang, karena mereka diminta untuk mengingat apa yang mereka makan dan mengisi kuesioner," kata Diekman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia