Suara.com - Lockdown, masa penguncian atau aturan di rumah aja tidak memberikan efek besar pada tingkat kematian virus corona Covid-19 di seluruh dunia.
Saat awal pandemi virus corona, beberapa negara di seluruh dunia memerintahkan warganya untuk tetap tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
Tetapi, sebuah penelitian sekarang mengklaim aturan di rumah aja itu tidak membantu mengurangi angka kematian yang sudah lebih dari 625 ribu orang di dunia.
Para ahli dari Universitas Toronto dan Universitas Texas pernah membandingkan angka kematian dari kasus di 50 negara yang paling parah diserang virus corona Covid-19.
Mereka pun menemukan bahwa aturan lockdown atau di rumah aja tidak membantu mengurangi kasus virus corona Covid-19. Bahkan kematian akibat virus corona Covid-19 pun semakin tinggi.
Sebaliknya, para peneliti menyimpulkan kalau jumlah kematian akibat virus corona Covid-19 tergantung pada kesehatan dan usia masing-masing negara sebelum pandemi virus.
Negara yang memiliki tingkat obesitas di atas rata-rata. seperti Inggris, 12 persen lebih berisiko meninggal dunia akibat virus corona Covid-19. Di Inggris sendiri, dua pertiga orang dewasa dan sepertiga anak-anak kelebihan berat badan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara virus corona Covid-19 dan obesitas. Negara-negara dengan usia populasi rata-rata yang lebih tinggi memiliki risiko mengalami kondisi parah akibat virus corona hingga 10 persen.
Tim peneliti itu juga menemukan negara-negara kaya lebih berisiko meninggal akibat virus corona Covid-19, karena masyarakatnya lebih sering berpergian ke luar kota dan luar negeri daipada negara miskin.
Baca Juga: Ahli Infeksi AS Sebut Virus Corona Tidak Akan Pernah Bisa Hilang
Tim peneliti dalam jurnal online Lancet EClinicalMedicine, menyimpulkan tindakan pemerintah yang menerapkan aturan di rumah aja dan tingkat uji Covid-19 yang tinggi tidak terkait dengan pengurangan jumlah kasus kritis atau kematian akibat virus.
Anehnya, negara-negara dengan tingkat kebiasaan merokok lebih tinggi memiliki tingkat kematian lebih kecil setelah serangkaian penelitian menemukan rendahnya tingkat perokok di antara pasien rumah sakit.
"Sejumlah besar kemungkinan prediktor dimasukkan ke dalam model dengan hanya 50 pengamatan dan kemudian formula yang dihasilkan telah ditafsirkan secara berlebihan," kata Profesor Sir David Spiegelhalter dari University of Cambridge dikutip dari The Sun.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nature, sebuah jurnal ilmiah pada Juni 2020 menemukan bahwa perintah lockdown hanya mencegah sekitar 60 juta orang yang tertular virus corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental