Suara.com - Komisi Pemilihan Umum melakukan simulasi pemungutan suara untuk pelaksanaan Pilkada serentak 2020. Dalam simulasi tersebut, KPU turut memperagakan kemungkinan adanya pemilih-pemilih bandel semisal tidak menggunakan masker saat mendatangi TPS.
Sebagaimana diketahui, melalui Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2020, KPU sudah mengatur tata cara pelaksanaan tahapan Pilkada serentak yang disesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19. Di mana semua pihak, mulai dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) hingga pemilih diwajibkan menggunakan masker.
Namun, dalam simulasi kali ini, KPU mencoba memperagakan pemilih yang datang ke TPS tanpa masker. Bukan cuma tidak bermasker, pemilih ini juga sempat menyatakan enggan memakai masker dengan alasan tertentu. Padahal pihak KPPS akan memberikan masker secara cuma-cuma.
"Saya kalau pakai masker sesak," ujar pemilih kepada petugas, Rabu (22/7/2020).
Menanggapi jawaban pemilih, petugas kemudian menjelaskan kembali betapa pentingnya penggunaan masker apabila ingin melakukan pencoblosan. Tak berselang lama, pemilih itupun kemudian berkenan memakai masker yang diberikan petugas.
Tetapi, kendala selanjutnya datang. Pemilih tersebut ternyata sempat lemas dan hampir terbaring saat hendak menuju ke bilik suara usai menerima surat suara dari petugas. Ia berdalih, dirinya tiba-tiba lemas karena sesak napas akibat menggunakan masker.
Melihat peristiwa itu, dua orang petugas KPPS kemudian membantu pemilih. Mereka sekaligus menawarkan diri aapakah pemilih mau didampingi hingga bilik suara atau tidak.
Pemilih dengan Suhu Tinggi
Berbeda kasus dengan pemilih tidak bermasker, kali ini KPU memperagakan adanya pemilih yang memiliki suhu tinggi di atas 37,3 derajat celcius.
Baca Juga: 21 Medis RSUD Ngudi Waluyo Blitar Positif COVID-19, Ruang Bedah Ditutup
Seperti diketahui, salah satu protokol pemungutan suara yang harus dilakukan ialah pengecekan suhu tubuh melalui thermogun yang dibarengi dengan penggunaan sarung tangan plastik saat memasuki TPS. Usai diperiksa, pemilih yang baru menyambangi TPS itu memiliki suhu 37,5 derajat. Hal itu menjadi atensi oleh petugas KPPS.
Ketua KPPS dalam simulasinya menyatakan, bagi pemilih yang memiliki suhu tinggi di atas 37,3 derajat diwajibkan menggunakan bilik suara khusus apabila ingin menyalurkan hak pilihnya dalam Pilkada serentak 2020.
"Bagi pemilih yang suhu tubuhnya 37,3 ke atas akan menggunakan bilik khusus," ujar Ketua KPPS.
Tetapi, pernyataan itu mendapat respon penolakan dari pemilih. Pemilih merasa dibedakan lantaran harus menggunakan bilik khusus. Ia berdalih, meski memiliki suhu tinggi namun tidak ada gejala Covid-19 yang dialami.
Karena sudah menjadi aturan sesuai protokol kesehatan, petugas KPPS lantas menjelaskan kembali apa yang dimaksud bilik khusus. Di mana pemilih hanya memcoblos di bilik yang berbeda, tetapi dari segi tata cara pencoblosan dan lain sebagainya tetap sama.
Pada akhirnya, pemilih bersuhu tinggi tadi bersedia untuk mencoblos surat suara di bilik khusus. Ia juga berkenan ditemani seorang pendamping untuk mengantarkan sampai ke bilik khusus.
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?