Suara.com - Makan jangan asal kenyang, tetapi juga perlu memperhatikan kandungan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Karbohidrat dan protein merupakan nutrisi yang sangat diperlukan tubuh untuk menunjang aktivitas harian.
Fisioterapis olahraga Matias Ibo berbagi tips dalam mengonsumsi karbohidrat dan protein untuk Anda yang memiliki aktivitas fisik padat.
Ia menyampaikan, dalam bidang olahraga, mengonsumsi karbohidrat akan lebih banyak sebelum memulai aktivitas. Sebab, tubuh akan memerlukan banyak energi yang itu sumbernya didapatkan dari karbohidrat.
"Tujuan karbohidrat paling utama adalah energi sistem kita. Kita bisa aktivitas dengan baik, berpikir dengan jernih," kata Matias dalam webinar Pana Comm, Jumat (28/8/2020).
Kebanyakan orang Indonesia menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat. Meski sebetulnya ada banyak makanan lain yang juga mengandung karbohidrat, seperti ubi, kentang, roti, dan mie. Matias menyarankan agar konsumsi makanan dengan sumber karbohidrat berkualitas baik dan hanya pilih satu saja.
"Kalau nasi ya nasi saja, kalau jagung, kentang, ubi pilih salah satu saja, jangan dicampur. Karena tujuan dari karbohidrat memberikan energi, itu yang kita perlu," ujar mantan fisioterapi Timnas sepakbola Indonesia itu.
Setelah selesai beraktivitas, barulah lebih banyak mengonsumsi protein. Matias menjelaskan, fungsi protein adalah untuk memperbaiki sel yang rusak dan membentuknya dengan yang baru juga memperkuat jaringan otot.
"Kalau abis aktivitas terasa capek, pegal, itu bentuk sel yang rusak secara aktif. Jadi bukan karena cedera," jelasnya.
Jika asupan protein dan waktu istirahat cukup, maka tubuh akan kembali kuat, lanjutnya. Sumber protein itu bisa didapatkan dari produk hewani sepertu susu, telur, dan ikan.
Baca Juga: Yogurt dengan Protein A2 Berikan Perlindungan Ekstra untuk Pencernaan
"Kalau dalam bidang olahraga, kita konsumsi protein setelah melakukan aktivitas, bukan sebelumnya. Jadi kalau anak-anak sebelum berangkat sekolah lebih banyak diberi karbohidrat. Karena mereka butuh energi untuk belajar, berpikir, mencerna informasi. Setelah selesai, baru diberikan protein untuk menggantikan sel yang telah rusak," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar