Suara.com - Rata-rata orang didiagnosis mengalami gangguan bipolar pada umur 25 tahun. Namun, bukan berarti bipolar tidak bisa menyerang anak-anak dan remaja.
Melansir dari Insider, bipolar pada anak disebut dengan gangguan bipolar onset dini. Meskipun lebih sering didiagnosis pada anak-anak dan remaja yang lebih tua, bipolar telah didiagnosis pada anak-anak berusia lima tahun.
Anandhi Narasimhan, MD, seorang psikiater bersertifikat yang praktik di Westwood, Los Angeles mengatakan bahwa ada faktor risiko yang dapat meningkatkan anak atau remaja mengembangkan gangguan bipolar dini.
Faktor risiko yang meningkatan potensi bipolar bisa berupa kesulitan, trauma atau peristiwa kehidupan yang membuat stres, hingga riwayat kondisi keluarga.
Anak-anak dengan gangguan bipolar akan mengalami episode depresi dan mania seperti orang dewasa. Namun, anak-anak tidak selalu menunjukkan gejala yang sama seperti orang dewasa.
"Misalnya, episode mania intens yang melibatkan perilaku berisiko biasanya lebih jarang terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa," kata Lea Lis, MD, seorang psikiater bersertifikat yang praktik klinis di Southampton, New York.
Menurut Jill Weinstein, pakar kesehatan mental anak di Berman Center Clinical Director of Evolve, gejala episode mania pada bipolar anak dan remaja antara lain:
- Menunjukkan kebahagiaan atau kekonyolan yang intens untuk waktu yang lama
- Temperamen pendek dan mudah tersinggung
- Berbicara cepat tentang banyak hal yang berbeda
- Kesulitan tidur dan tidak merasa lelah
- Kesulitan fokus
- Melakukan perilaku atau aktivitas berisiko tinggi seperti penyalahgunaan narkoba atau bolos sekolalah.
Sementara saat mengalami episode depresi, mereka cenderung tampak lebih mudah tersinggung daripada orang dewasa. Weinstein mengatakan gejala episode depresi pada anak dan remaja dengan bipolar, antara lain:
- Mengalami kesedihan yang tidak beralasan
- Meningkatnya rasa marah
- Lebih banyak tidur
- Merasa tidak berharga dan putus asa
- Mengalami keluhan fisik seperti sakit perut atau sakit kepala
- Mengisolasi diri
- Kurangnya minat pada aktivitas yang biasanya diminati
- Mengalami pikiran atau upaya melukai diri sendiri
"Sayangnya, karena gejala bipolar muncul secara berbeda pada anak-anak dan remaja, mereka sering salah didiagnosis sebagai depresi berat, kecemasan, dan gangguan perilaku," kata Weinstein.
Baca Juga: Olahraga dapat Melawan Stres dengan Tingkatkan Produksi Protein di Otak!
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan