Suara.com - Keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk kembali lakukan PSBB total dinilai tidak akan berdampak besar terhadap laju pertumbuhan kasus Covid-19.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia dr. Syahrizal Syarief MPH., PhD mengatakan, penggunaan masker dan jaga jarak lebih efektif menekan pertumbuhan infeksi virus corona dibandingkan PSBB total.
"PSBB ketat itu dari sisi epidemiologi dampaknya juga dipertanyakan menurunkan angka kejadian. Ini harus ditunjang dari aspek lain. Pemeriksaan spesimen, penggunaan masker oleh masyarakat, kalau menurut saya juga lebih berdampak," kata Syarif saat dihubungi suara.com, Kamis (10/9/2020).
Menurutnya, penerapan 3M atau memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, jika diterapkan secara disiplin akan membentuk kekebalan sosial di masyarakat. Berkaca dari PSBB total pada Maret lalu, Syarif menyampaikan bahwa dampaknya terhadap penurunan kasus sebenarnya tidak terlalu signifikan.
Bukan hanya di Jakarta, aturan PSBB juga dinilai hanya berdampak kecil terhadap penurunan kasus Covid-19 di berbagai Provinsi lain.
"PSBB yang kita terapkan mengurangi pergerakan hanya di Jakarta saja. Tidak di tempat lain, Jabodetabek tidak banyak berubah. Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dampak pergerakannya gak banyak. Hanya DKI saja yang kelihatan mencegah 60 persen masyarakat tidak bergerak. Sekarang gak mungkin lagi mencapai angka 70 persen itu. Ketika itu juga situasi Covid menurunnya kecil sekali," paparnya.
Meski begitu, Syarif tidak mempermasalahkan keputusan PSBB total yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Hanya saja menurutnya, kebijakan itu kemungkinan besar akan menimbulkan konflik antar sektor.
Ia menyampaikan, seperti penerapan PSBB sebelumnya ketika awal wabah, sesuai peraturan presiden, penetapan PSBB wilayah harusnya berdasarkan persetujuan dari Kementerian Kesehatan.
"Artinya PSBB yang mau ditetapkan di DKI ini penerapannya akan memuat konflik antar sektor. Di luar 11 sektor (yang diperbolehkan tetap beroperasi normal) masing-masing ada penguasanya, ada kementerian perdagangan, Kementerian pariwisata. Nanti kita lihat. Dari aspek prosedural kemungkinan akan ada konflik dengan pemerintah yang sudah melakukan pelonggaran," ucapnya.
Baca Juga: Dukung Anies PSBB Total, Ketua DPRD: Jatuhi Sanksi Setegas-tegasnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!