Suara.com - Stres, menjelang menstruasi, dan gaya hidup bisa memengaruhi keseimbangan hormon seseorang. Ketidakseimbangan hormon pun bisa berdampak pada banyak hal, mulai dari perasaan hingga penampilan.
Menurut Marci Clow, ahli gizi senior di Rainbow Light, mengatakan hormon mengontrol setiap aspek perasaan, insulin, serotonin, kortisol, dopamin, estrogen dan testosteron.
Semua aspek yang dikontrol oleh hormon itu bisa dipengaruhi pilihan makanan seseorang. Hal itu karena setiap makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) berperan dalam cara hormon berfungsi dan disintesis dalam tubuh.
Di sisi lain, makanan tidak sehat seperti gula, makanan tinggi glisemik dan alkohol bisa berdampak negatif pada hormon. Jadi, Lindsay Langford pun juga menyarankan semua orang untuk memperhatikan pola dan pilihan makanan hariannya.
Berikut ini dilansir dari Bustle, 5 jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk menyeimbangkan hormon.
1. Alpukat
Alpukat tidak hanya buah yang lezat dan cocok untuk diet, tapi juga memberikan banyak manfaat pada kesehatan dan pikiran.
Alpukat bisa membantu mengelola hormon stres dan memengaruhi hormon yang mengontrol siklus menstruasi.
Sebab, alpukat mengandung beta-sitosterol yang bisa memengaruhi kadar kolesrerol darah dan menyeimbangkan hormon stres kortisol. Bahkan buah ini juga memberikan efek pada estrogen, progesteron hingga mengatur ovulasi.
Baca Juga: China Temukan Virus Corona pada Kemasan Makanan, Mungkinkah Menular?
2. Brokoli
Brokoli juga bisa membantu menjaga keseimbangan estrogen karena mengandung kalsium tinggi. Sayuran ini juga membantu sindrom pramenstruasi.
Menurut Clow, brokoli mengandung senyawa fitoestogenik yang bisa meningkatkan metabolisme estrogen, membantu membersihkan lingkungan dan estrogen buruk dari tubuh.
3. Delima
Delima adalah buah yang mengandung antioksidan untuk membantu memblokir produksi estrogen berlebih di dalam tubuh. Menurut penelitian dari American Association for Cancer Research, delima juga berpotensi mencegah jenis kanker payudara dengan merespons estrogen.
Delima memiliki senyawa alami yang bisa menghambat enzim dalam tubuh wanita dan mengubah estron menjadi estradiol, yakni estrogen kuat yang berperan terhadap pertumbuhan kanker dan hormon.
Berita Terkait
-
Bolehkah Anjing Makan Apel dan Pisang? Ini Daftar Buah yang Aman dan yang Harus Dihindari
-
Bukan Cuma K-Pop, Ramyun Kini Jadi Pintu Masuk Baru Korean Wave di Indonesia
-
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Panduan Cara Pesan Makanan Lewat ShopeeFood, Lengkap Cara Membatalkannya
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda