Suara.com - Alzheimer Day atau Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap 21 September demi meningkatkan kesadaran masyarakat. Sebab penyakit yang memengaruhi bagian otak yang mengontrol pikiran, bahasa, dan memori ini dapat secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Beberapa hal yang akan dialami penderita penyakit Alzheimer yakni kesulitan dalam berpikir dan mengerti, kebingungan, disorientasi, delusi, hilang ingatan, apatis, mudah marah, halusinasi, depresi, dan sebagainya.
Hingga kini, peneliti belum mengetahui dengan pasti penyebab penyakit yang menyerang sel-sel otak dan koneksi saraf ini. Namun para ahli terus menemukan lebih banyak tentang apa yang dapat dilakukan seseorang untuk mengurangi risiko pengembangan penyakit Alzheimer.
"Faktor risiko menunjukkan peningkatan kemungkinan terkena penyakit, dan sementara beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, ada faktor lain yang dapat Anda kendalikan, seperti diet, olahraga, dan tidur," kata Warren Boling, MD , ketua departemen bedah saraf di Loma Linda University Health, dikutip dari laman Loma Linda University Health.
Memperingati Hari Alzheimer Sedunia, mari ketahui lima hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit ini di kemudian hari.
1. Diet sehat
Pola makan nabati telah dikaitkan dengan pencegahan demensia. Para ahli menganjurkan makan sayuran berdaun hijau, beri, biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Makanan yang bersifat anti inflamasi dan memiliki sifat antioksidan dapat melindungi dari penyakit dan menjaga kesehatan otak.
2. Olahraga rutin
Strategi latihan yang baik adalah kombinasi dari latihan kardio dan latihan kekuatan. Untuk pemula, bisa memilih jalan kaki, yoga atau berenang. Latihan keseimbangan juga merupakan kunci untuk menjaga kesehatan otak. Sebagai informasi, trauma kepala karena jatuh atau kehilangan keseimbangan dapat berkontribusi pada risiko penyakit Alzheimer atau bentuk demensia lainnya.
Baca Juga: Terus Bertambah, Kemenkes: Lansia Pengidap Alzheimer Capai 1,2 Juta Jiwa
3. Bersosialisasi
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa isolasi sosial dapat meningkatkan penurunan kognitif dan risiko demensia. Merasa sendirian atau kesepian dapat membuat Anda lebih rentan terhadap kesehatan yang memburuk dan meningkatkan risiko demensia di akhir usia. Maka dari itu, terus terhubung dengan orang di sekitar perlu dilakukan.
4. Hindari merokok
Merokok secara signifikan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer. Merokok juga meningkatkan risiko masalah jantung, yang dapat menyebabkan stroke atau pendarahan kecil di otak, ini merupakan faktor risiko lain untuk demensia.
5. Tidur cukup
Penelitian menunjukkan bahwa tidur malam yang nyenyak dapat memberikan dampak signifikan pada efek mental seiring bertambahnya usia. Tidur dapat bermanfaat bagi pikiran dan memiliki pengaruh jangka panjang pada risiko penurunan kognitif seiring bertambahnya usia. Menerapkan kebiasaan tidur yang baik dapat membantu Anda melindungi kesehatan otak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?