Suara.com - Belum lama ini, berita mengenai pernikahan antara anak lelaki berusia 16 tahun dengan anak perempuan berusia 12 tahun di Lombok, Nusa Tenggara Barat berhasil menyita perhatian publik.
Video pernikahan keduanya bahkan lebih dulu viral di banyak platform media sosial.
Usut punya usut, pernikahan anak itu diselenggarakan karena keluarga si bocah perempuan tak terima anak gadisnya pulang malam, diantar oleh teman lelakinya yang baru dikenal empat hari.
Atas nama kehormatan keluarga, pernikahan dianggap jalan keluar dan laik segera digelar.
Menanggapi peristiwa tersebut, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rohika Kurniadi mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan dampak nyata dari pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi.
"Anak (dianggap) tidak belajar, pacaran mulu. Itu realita di masa pandemi. Di beberapa daerah menjadi sesuatu yang menggoyahkan perspektif perkawinan anak," ujar Rohika saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.
Pernyataan Rohika didukung oleh United Nations Population Fund atau UNFPA serta data lama dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018.
UNFPA sebagai organisasi pembangunan internasional yang fokus terhadap isu kesehatan seksual dan reproduksi memprediksi pernikahan anak akan bertambah sebanyak 13 juta kasus secara global hingga 10 tahun ke depan akibat pandemi Covid-19.
Tanpa pandemi, angka pernikahan anak di Indonesia sudah sangat tinggi.
Baca Juga: KemenPPPA Sebut Perkawinan Anak Terjadi karena Pandemi Covid-19
Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018, BPS mencatat angka pernikahan anak di Indonesia mencapai angka 1.2 kejadian.
Pandemi dan Korelasinya dengan Pernikahan Anak
Di Indonesia, fungsi sekolah telah sedikit banyak berkurang. Kata Rohika, hal itu memberikan dampak yang berbeda-beda terutama di daerah dengan fasilitas teknologi yang tak segesit di kota-kota besar di Pulau Jawa.
Anak yang tadinya menghabiskan waktu hingga delapan jam sehari di sekolah, kini 'hanya' mendapatkan pembelajaran jarak jauh selama dua jam. Itu yang pada akhirnya membuat anak memiliki banyak waktu luang, alih-alih tetap bertahan di rumah untuk menjaga kesehatan.
Pada posisi ini, Rohika mengatakan banyak orangtua bingung bagaimana cara mengisi waktu luang anak, apalagi untuk para orangtua yang bekerja.
Mereka yang pendek akal akan mencari solusi praktis. Dari pada pacaran, pikir mereka, baiknya nikahkan saja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer