Suara.com - Penyakit jantung adalah penyebab kematian paling umum pada pria dan wanita, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US).
Tetapi beberapa orang masih menganggap penyakit jantung, terutama serangan jantung, sebagai masalah pria. Padahal, sebuah penelitian 2019 menunjukkan serangan jantung menjadi lebih umum di antara perempuan muda.
Studi yang terbit November tahun lalu di jurnal Circulation menganalisis lebih dari 28.000 orang dirawat di rumah sakit di empat wilayah Maryland, Minnesota, Mississippi, dan North Carolina, antara 1995 hingga 2014, mencatat sebanyak 30 persen (8.737 pasien) berusia di bawah 54 tahun adalah pasien serangan jantung.
Artinya, dilansir SELF, jumlah rawat inap tahunan bagi kaum muda (usia 35 hingga 54 tahun) secara keseluruhan naik dari 27 persen antara 1995 dan 1999 menjadi 32 menjadi 32 persen antara 2010 dan 2014.
Di Indonesia pun, serangan jantung menjadi penyebab utama kematian terbesar yang dapat terjadi pada siapa saja.
Peningkatan ini pun lebih terlihat pada perempuan muda, yang 'menyumbang' 21 persen serangan jantung pada 1995 dan 1999, tetapi menambah 31 persen kasus pada 2010 dan 2014. Jadi, peningkatan yang terjadi sebanyak 10 persen.
"Ini adalah studi yang sangat provokatif dan menyoroti beberapa masalah terbesar yang kami lihat di dunia kesehatan," kata Nicole Weinberg, MD, ahli jantung di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California.
Penulis penelitian mencatat dua faktor risiko utama penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, semakin umum terjadi pada pasien muda yang mengalami serangan jantung.
Secara spesifik, 71 persen perempuan muda dengan serangan jantung dalam studi tersebut memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan 39 persen memiliki riwayat diabetes.
Baca Juga: Bisa Dilakukan Rutin, Simak 5 Tips Jaga Kesehatan Jantung
Rekan penulis studi Melissa Caughey, Ph.D., seorang ahli epidemiologi kardiovaskular di University of North Carolina School of Medicine, mengatakan baik tekanan darah tinggi dan diabetes telah dikaitkan dengan obesitas, yang bisa menjadi faktor lain dalam peningkatan serangan jantung pada perempuan muda.
"Perempuan di bawah 54 tahun memiliki prevalensi obesitas dan diabetes yang lebih tinggi dibandingkan pria pada kelompok usia yang sama, dan trennya telus meningkat," tandas Caughey.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital