Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat kembali memberikan pernyataan terkait cara penularan virus Corona lewat udara.
Dalam pengumuman terbarunya, CDC mengatakan pada bahwavirus Corona dapat bertahan di udara selama beberapa menit sampai beberapa jam setelah orang yang terinfeksi pergi dari tempatnya.
Menurut CDC, virus kemungkinan bisa menginfeksi orang yang berada lebih dari 6 kaki (sekitar 1,8 meter) dari orang yang terinfeksi atau setelah orang itu meninggalkan ruangan.
"Jenis penyebaran ini disebut sebagai penularan melalui udara dan merupakan cara penting penyebaran infeksi seperti tuberkulosis, campak dan cacar air," ungkap otoritas kesehatan itu, dilansir Anadolu Agency.
Namun, CDC mencatat bahwa kasus-kasus yang terdokumentasi dari penularan tersebut relatif jarang dan kebanyakan terjadi di dalam ruang tertutup dengan ventilasi yang tidak memadai.
Penularan ini juga kadang-kadang terjadi ketika orang yang terinfeksi bernapas dengan berat saat bernyanyi atau berolahraga.
Data menunjukkan bahwa penularan lebih normal terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang lain yang terinfeksi, kata CDC.
AS masih menjadi negara yang paling parah dihantam pandemi virus Corona dengan lebih dari 7,4 juta kasus dan lebih dari 210.000 kematian.
Risiko Penularan Lewat Makanan
Baca Juga: Harga Swab Test Masih di Atas Rp 900 Ribu, Ini Kata Dinkes DKI
Selain lewat udara, muncul juga pernyataan yang menyebut virus Corona bisa menular lewat makanan.
Namun menurut ahli, peluang penularan lewat makanan sangat kecil.
"Orang tidak boleh terlalu khawatir jika mereka mencuci atau membersihkan tangan mereka setelah memegang produk sebelum menyentuh wajah mereka," kata Dr. Niket Sonpal, seorang ahli penyakit dalam dan gastroenterologi yang berbasis di New York dan asisten profesor di Touro College of Medicine seperti yang dilansir dari Healthline.
Dengan mengikuti pedoman kesehatan sederhana seperti cuci tangan, para ahli kesehatan di seluruh dunia mengatakan pergi ke toko bahan makanan tetap aman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan risiko pengembangan Covid-19 dari makanan sangat rendah. Mereka juga mengatakan tidak ada kasus terkait penanganan makanan kemasan.
Melansir dari Healthline, CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti mengenai penularan Covid-19 dari penanganan makanan bahkan buah dan sayuran segar.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia