Suara.com - Menjadi orang yang menyenangkan memang memabantu dalam kehidupan sosial. Namun terlalu berusaha menyenangkan semua orang malah akan berdampak negatif pada kesehatan mental Anda.
Pikirkan apakah yang Anda lakukan adalah demi orang lain atau memang memabuat Anda senang. Dalam hal ini, Dokter Ramon Llamba terapis dan psikologis dari India menyatakan bahwa mulanya menyenangkan semua orang akan membuat lega, namun bisa menjadi masalah mental jika orang lain tidak memperlakukan Anda dengan cara yang sama.
“Bagi sebagian orang, menyenangkan orang lain menjadi mekanisme koping. Mereka berusaha keras untuk menyenangkan orang lain. Mereka melakukannya untuk mencari perhatian, cinta, dan perhatian” jelas Llamba.
"Setelah beberapa lama, itu menjadi pola dan sebelum mereka menyadarinya, serta menjadi kecenderungan," imbuhnya.
Namun, saat mereka tidak mendapatkan imbalan apapun dari usaha menyenangkan orang lain, maka masalah mental mulai terjadi. “Mereka mungkin memiliki ekspektasi, dan jika tidak dipenuhi maka mereka terjebak dalam keluhan diri sendiri yang bisa menyebabkan stres berat,” tambahnya.
Menurut Llamba, terus-menerus berusaha menyenangkan orang lain tidak bagus untuk kesehatan mental, terutama jika Anda memiliki ekspektasi tertentu.
“Orang-orang seperti itu cenderung mencari penerimaan dan persetujuan. Mereka menjadi tidak aman dalam hubungan. Mereka berpikir jika mereka tidak bertindak baik maka tidak ada yang akan mencintai mereka ”, kata Dr. Llamba.
Sayangnya, perilaku negatif ini juga bisa berubah menjadi mode self-bashing atau menyalahkan diri sendiri. Ini mengarah pada penumpukan tekanan internal dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.
"Gangguan perhatian, depresi, dan gangguan bipolar adalah beberapa masalah kesehatan mental paling umum yang terlihat pada orang yang memiliki kebiasaan menyenangkan orang lain," katanya.
Baca Juga: Rayakan 10 Tahun, Begini Baik Buruknya Instagram untuk Kesehatan Mental
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!