Suara.com - Kesehatan anak sangat dipengaruhi dari perhatian orangtuanya. Termasuk menerapkan kebiasaan hidup sehat seperti cuci tangan pakai sabun. Kebiasaan ini sebaiknya sudah diajarkan sejak dini.
Meskipun sederhana, namun memang masih banyak orangtua yang mengacuhkan kebiasaan cuci tangan pada anak. Padahal jika ini dilakukan terus menerus, maka ini akan menjadi kebiasaan anak yang terus dilakukan hingga ia dewasa nanti.
Ketua PDUI Komisariat Jakarta Selatan dr. Efmansyah Iken Lubis, MM, mengatakan, anak-anak harus dibiasakan mencuci tangan sedini mungkin agar terbiasa melakukan gaya hidup bersih dan sehat.
Selain itu, kata dia, orangtua jangan lagi terpaku pada paradigma lama dimana mencuci tangan hanya dilakukan sebelum dan sesudah makan.
Menurutnya, anak harus mencuci tangan sesering mungkin karena tangan adalah bagian tubuh yang paling kotor. Tangan bisa menyentuh apapun yang mungkin saja di permukaannya terdapat bakteri, virus, dan jamur.
“Kalau tangan kotor langsung kucek mata, pegang hidung, masuk mulut, kuman bisa masuk. Jadi paradigmanya diubah. Cuci tangan jangan cuma sebelum dan sesudah makan atau dari kamar mandi, tapi habis main juga,” ujar Iken dalam pernyataannya secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Tak hanya itu, dia menambahkan bahwa saat ini juga banyak anak-anak yang bermain menggunakan gadget. Nah, gadget termasuk benda yang tidak steril dari kuman, karena terkadang kerap diletakkan di sembarang tempat.
“Anak perlu dibiasakan mencuci tangan sesering mungkin agar saat dewasa nanti hal ini menjadi kebiasaan. Selain itu, ajari anak mencuci tangan dengan baik dan benar yaitu menggunakan air mengalir serta sabun,” terangnya.
Sabun sendiri berfungsi menghancurkan lemak atau lipid pada virus sehingga virus yang menempel di kulit tangan atau kulit manapun jadi mati. Itu sebabnya, cuci tangan dengan air saja tidak cukup.
Baca Juga: Dinkes DKI: Rajin Cuci Tangan Turunkan Risiko Corona Sampai 35 Persen
“Lipid virus itu mudah nempel di punggung dan telapak tangan, walau disiram air tetap akan menempel. Makanya diperlukan sabun untuk menghancurkannya agar anak menjadi lebih bersih dan sehat,” tutur dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak