Suara.com - Racun di mana pun pada dasarnya memiliki efek yang negatif, termasuk racun dalam tubuh Anda.
"Racun di tubuh mungkin berasal dari bahan kimia di udara, radiasi medan elektromagnetik dari ponsel Anda atau makanan olahan yang Anda makan," kata Leigh Erin Connealy, M.D. penulis The Cancer Revolution, kepada Bustle
"Berbagai penyakit bisa bermula dari racun, seperti penyakit autoimun bahkan kanker," imbuhnya.
Saat tubuh penuh racun, maka akan ada berbagai tanda-tanda yang muncul. Melansir dari Bustle, berikut adalah beberapa gejala yang muncul saat tubuh penuh racun, antara lain:
1. Brain Fog
Brain fog sering kali muncul dengan gejala kebingungan, kehilangan ingatan, linglung hingga ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
"Melalui serangkaian reaksi, racun dalam tubuh menyebabkan peradangan yang dapat melucuti vitamin esensial, mineral, dan hormon yang diperlukan untuk fungsi tubuh sehari-hari," kata Janette Nesheiwat, M.D., dokter keluarga dan pengobatan ER kepada Bustle.
Ketika dipenuhi dengan racun, maka sistem tubuh tidak akan berjalan dengan baik dan memengaruhi banyak area tubuh termasuk otak Anda.
2. Sembelit
Baca Juga: Penyebab Jerawat Parah, 6 Benda Ini Ternyata Bisa Memicu Breakout
Saat mengonsumsi makanan olahan, maka Anda mengonsumsi semua bahan kimia seperti pengawet, pewarna, dan perasa buatan. Hal ini yang membuatnya menjadi racun dalam tubuh. Menurut Dr. Nesheiwat, racun dalam tubuh juga bisa menyebabkan gejala sakit perut dan sembelit.
"Ini bisa menjadi tanda kelebihan racun dan tubuh Anda merespon untuk memperlambat pencernaan," kata dokter Nesheiwat.
"Mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral dapat memperkuat tubuh dan membantu menghilangkan racun," tambahnya.
3. Lemas dan Tak Berenergi
Penelitian telah menemukan hubungan antara kelelahan kronis dan paparan racun di lingkungan dari pestisida, pelarut, dan logam. Ketika racun memasuki tubuh Anda, maka dapat menyebabkan ginjal dan hati bekerja keras untuk membuang limbah di tubuh.
"Jika kita membuat ginjal kita bekerja berlebihan, maka bisa menyebabkan gejala kelelahan dan energi rendah," kata Dr. Nesheiwat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital