Suara.com - Penyakit menular seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan besar. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan imunisasi.
Diungkapkan oleh Pakar kesehatan Prof. Kusnandi Rusmil kebanyakan penyakit itu seperti pneumonia dan diare yang menjadi penyebab kematian pada anak.
"Di Indonesia itu banyak penyakit seperti pneumonia itu bisa dicegah, diare itu juga. Penyebab kematian terbanyak yang terjadi pada anak-anak itu karena pneumonia dan diare itu semua bisa dicegah dengan imunisasi. Jadi kita harus peduli betul dengan imunisasi," kata Kusnandi dalam webinar 'Berjuang Tanpa Lelah Menyiapkan Vaksin', Selasa (10/11/2020).
Namun yang disayangkan, cakupan imunisasi di Indonesia masih rendah, lanjut Kusnandi. Menurutnya, hingga saat ini cakupan imunisasi Indonesia baru 65 persen.
"Sedangkan Amerika yang kesediaan air bersihnya sudah bagus, itu cakupannya 97 persen. Kita ini 65 persen, jadi kita harus meningkatkan, bekerja keras lagi. Harus berjuang keras supaya bagaimana caranya cakupan imunisasi di Indonesia itu meningkat. Karena penyakit-penyakit pada anak-anak itu bisa dicegah dengan imunisasi," tuturnya.
Sebelumnya Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI Prof Dr. dr Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A. (K) mengatakan, ada empat standar kesejahteraan negara.
Dua di antaranya yang paling penting adalah air bersih dan imunisasi.
Sri mengatakan, menurut para ahli kesehatan, jika dua faktor itu mampu dipenuhi suatu negara maka penyakit infeksi bisa diatasi.
"Dikatakan para ahli kalau negara itu punya persediaan air bersih baik dan menyeluruh juga imunisasi cakupannya tinggi itu hampir 70 persen masalah kesehatan anak bisa teratasi dalam hal infeksi. Sehingga jadi fokus kita juga bagaimana kita bisa punya imunisasi cakupannya tinggi," ucapnya.
Baca Juga: Dokter: Air Bersih dan Imunisasi Jadi Standar Kesejahteraan Negara
Berita Terkait
-
Belajar dari Covid-19, Menkes Tegaskan Keterlibatan TNI Penting Dalam Penanganan Penyakit Menular
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara