Suara.com - Beberapa orang ada yang baru bisa tidur saat sudah dini hari dan terbangun ketika letak matahari sudah tinggi.
Bukan begadang tanpa alasan, ada loh yang Siklus tidurnya terjadi seperti itu setiap harinya.
Menurut dokter spesialis kejiwaan dr. Andreas Kurniawan Sp.KJ., siklus tidur seperti itu tidak bisa dikatakan salah.
"Orang baru bisa tidur jam 3 (pagi) bangun jam 9, itu memang jam tidurnya bergeser. Tapi seandainya rutin dan dia bangun dengan kondisi segar dan merasa tidur cukup, maka kita tidak bisa bilang itu jam tidur salah. Yang gawat kalau baru tidur jam 3 kebangun jam 6. Besoknya karena kurang tidur jadi tidur jam 9 (malam) jam 3 kebangun lagi. Itu yang susah," paparnya dalam siaran langsung Instagram bersama @arter.id, Minggu (29/11/2020).
Ia menjelaskan bahwa tubuh memiliki iramanya sendiri. Karenanya, ia menyarankan sebaiknya tidur dan bangun dijam yamg sama setiap hari. Tujuannya, agar tubuh sesuai dengan iramanya.
"Bagusnya memang kita ikut irama alami. Normalnya kita akan mengantuk saat malam hari karena cahaya mulai gelap dan akan mulai keluar melatonin, suatu hormon yang membuat kita jadi merasa relaks, mengantuk," ujarnya.
Bangun tidur pun baiknya terjadi secara alami yaitu dengan mendapat paparan dari sinar matahari.
Saat itu, produksi melatonin akan berlurang dan membantu tubuh jadi terbangun.
Agar tidur lebih cepat, Andreas menyarankan, jangan pernah membawa ponsel ke tempat tidur.
Baca Juga: Tubuh Lelah Tapi Sulit Tidur, Ini yang Sedang Terjadi di Otak
Juga sebaiknya tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam kamar selain untuk tidur.
"Setiap kali menyalakan handphone ada cahaya ke mata itu akan mengurangi melatonin. Sementara kita butuh melatonin untuk mengantuk. Jadi semakin kita menyalakan handphone itu akan makin susah untuk tidur," paparnya.
Berita Terkait
-
8 Manfaat Bangun Pagi untuk Kesehatan Mental, Produktivitas, dan Fokus Harian
-
Mengapa Kita Sering Terbangun Beberapa Menit Sebelum Alarm Berbunyi?
-
Gelombang Panas Malam Hari Sebabkan Jutaan Orang Kurang Tidur
-
Efek Negatif Blue Light pada Tidur dan Kesehatan, Penting Diketahui
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia