Suara.com - Inggris baru-baru ini dihebohkan dengan varian baru virus corona atau Covid-19 yang disebut menyebar dan menular lebih cepat. Kabar itu salah satunya disampaikan oleh Menteri Kesehatan Matt Hancock.
Tentunya ini menjadi kekhawatiran di tengah masyarakat Inggris, dan mungkin juga dunia. Tapi, para ahli mengatakan terlalu dini untuk khawatir tentang varian baru Covid-19 atau membuat klaim tentang potensi dampak mutasi virus.
Ahli menekankan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa jenis baru virus corona lebih mungkin menyebabkan penyakit serius, dan sangat tidak mungkin mutasi tersebut akan gagal menanggapi vaksin Covid-19.
Pada konferensi pers di Downing Street pada Senin sore, Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty mengatakan tidak ada bukti ketegangan menyebabkan gejala yang lebih buruk atau berbeda.
"Kebetulan yang satu ini memiliki lebih banyak mutasi daripada beberapa varian lainnya, jadi itulah alasan mengapa kami menanganinya dengan sangat serius, 'katanya.
Lebih jauh ia mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gejala, pengujian, atau hasil klinisnya berbeda untuk varian ini.
Prof Whitty mengatakan mutasi diharapkan dan dapat memerlukan vaksinasi reguler untuk tetap di atas. Dr Zania Stamataki, Ahli Imunologi Virus, Universitas Birmingham, juga mencoba untuk menghilangkan ketakutan.
"Virus ini tidak bermutasi secepat influenza dan, meskipun kami harus terus memantaunya, tidak akan menjadi upaya besar untuk memperbarui vaksin baru bila diperlukan di masa mendatang.
Sebelumnya, Hancock mengatakan untaian virus baru, yang pertama kali diamati di Kent, sedang dinilai oleh para ilmuwan Pemerintah di laboratorium penelitian Porton Down.
Baca Juga: Larang Pesta Tahun Baru, Pemkot Serang Akan Kerahkan Satpol PP
Mereka akan menumbuhkan kultur strain di laboratorium untuk melihat bagaimana responsnya, untuk melihat apakah menghasilkan respons antibodi yang sama terhadap strain yang ada, untuk melihat bagaimana vaksin dapat memengaruhi dan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang apa artinya.
Namun, mungkin diperlukan waktu hingga dua minggu untuk menyelidikinya secara menyeluruh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh