Suara.com - Gejala awal virus corona Covid-19 termasuk batuk, demam dan sakit kepala. Tapi, beberapa pasien mengaku mengalami gejala virus corona berkepanjangan beberapa bulan setelah terinfeksi.
Gejala virus corona berkepanjangan ini biasanya disebut sebagai Covid-19 panjang. Mereka yang mengalami gejala virus corona berkepanjangan bisa menderita efek samping sampai 1 tahun.
Kondisi ini cukup membingungkan para dokter. Tapi, semakin banyak orang yang selama dari virus corona mengalami gejala berkelanjutan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sejak infeksi awal.
Terkait komplikasi virus corona dilansir dari Express, orang lansia dan orang yang memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya cenderung berisiko tinggi.
Namun, sekarang juga muncul peringatan bahwa orang yang lebih muda termasuk berisiko. Karena, para peneliti menemukan beberapa orang mungkin memiliki kondisi genetik yang memengaruhi fungsi interfron tanpa menyadarinya.
Ketidakseimbangan tersebut menjadi bukti mana orang yang berisiko meninggal dunia dan tidak ketika terinfeksi virus corona Covid-19.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Claire Steves dan Prof Tim Spector di King's College London meneliti lamanya orang mengalami gejala virus corona. Mereka melihat faktor-fator yang mungkin mempengaruhinya, seperti usia.
Studi ini fokus pada subkelompok data dari 4.182 pengguna aplikasi Covid-19 Symptom Study yang secara konsisten mencatat kesehatan mereka dan dinyatakan positif virus corona melalui tes swab PCR.
Para peneliti menemukan orang tua jauh lebih mungkin mengalami Covid-19 panjang daripada orang yang lebih muda, meskipun kondisi ini bisa menyerang semua usia.
Baca Juga: Valneva Buat Vaksin Virus Corona, Kapan Prediksi akan Tersedia?
Covid-19 panjang memengaruhi sekitar 10 persen orang usia 18 hingga 49 tahun yang menjadi tidak sehat karena virus tersebut. Kemudian, angka ini meningkat menjadi 22 persen di atas usia 70-an.
Dr Greg Vanichkachorn berusaha membandingkan kasus virus corona Covid-19 dengan virus SARS terdahulu. Pakar Klinik Mayo ini telah melihat lebih dari 100 pasien Covid-19 panjang, sehingga tidak terlalu terkejut jika beberapa pasien membutuhkan waktu yang sama seperti orang yang selama dari SARS.
Dahulu, pasien SARS yang membaik juga membutuhkan sedikit waktu atau terkadang lebih dari setahun untuk mengembalikan semua fungsi tubuhnya.
Dr Greg Vanichkachorn pun mengatakan kondisi ini cukup sulit dijelaskan dan tidak ada kaitannya dengan genetik. Bahkan orang yang selama dari gejala virus corona parah juga belum tentu akan mengalami Covid-19 panjang.
Berita Terkait
-
Pelatihan Gratis Perawat Lansia: KemenPPPA Kirim Caregiver ke Singapura, Gaji Dua Digit
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Ciri-Ciri Sepatu Nyaman untuk Lansia, Intip 4 Rekomendasinya yang Terbaik
-
Penggusuran Digital: Saat Kelompok Rentan Hilang dari Narasi Publik
-
Jumlah Lansia di Jakarta Melonjak, Profesi Caregiver Jadi Incaran Pencari Kerja!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!