Suara.com - Sejauh ini, vaksin Pfizer yang terbukti ampuh 95 persen mencegah penularan virus corona Covid-19 memberikan hasil mengesankan bagi Inggris. Inggris adalah negara pertama yang menggunakan vaksin Pfizer untuk vaksinasi warganya.
Sebelumnya, proses pembuatan vaksin Covid-19 ini sempat dikhawatirkan karena menunjukkan adanya efek samping.
Tapi, data terbaru mengungkapkan bahwa vaksin itu sudah cukup efektif mencegah penularan virus corona Covid-19 hanya dengan suntikan satu dosis.
Food and Drug Administration (FDA) telah memberikan otorisasi darurat untuk vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech.
Vaksin Pfizer ini telah menunjukkan hasil yang mengesankan selama uji coba skala besar dengan puluhan ribu peserta, yang menunjukkan kemanjuran sebesar 95 persen dalam mencegah virus corona Covid-19.
Selain itu, vaksin seharusnya diberikan dalam dua dosis dengan prime dan booster yang selang waktunya 21 sampai 28 hari.
Tapi dilansir dari Express, data terbaru mengungkapkan bahwa sebenarnya vaksin Pfizer cukup diberikan satu kali dengan dosis tunggal untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.
Pakar kesehatan menyatakan data vaksin Pfizer dalam dosis tunggal ini bisa dibagi lebih banyak. Vaksinasi bisa diberikan ke lebih banyak orang daripada rencana awal untuk mengurangi angka kasusnya.
Di Inggris, kebijakan pemerintah telah mengamanatkan pendekatan dengan peluncuran vaksin Pfizer dimulai dari orang tua dan orang paling rentan untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.
Baca Juga: Efek Samping Virus Corona Covid-19, Pria Ini Alami Kebutaan dan Amputasi
Saat ini, petugas kesehatan fokus pada tahap pertama dari sembilan tahapan vaksinasi, terutama ketika mereka memvaksinasi penghuni panti jompo berusia di atas 80 tahun dan pengasuhnya.
Delapan sisanya akan mencakup usia 50 hingga 75 tahun, tapi juga termasuk anak-anak yang rentan dan orang dewasa yang lebih muda.
Pembuat tiga vaksin yang nampaknya paling dekat dengan distribusi luas termasuk AstraZeneca, Pfizer dan Moderna memperkirakan total kapasitas produksi 5,3 miliar dosis untuk tahun 2021, yang bisa mencakup antara 2,6 miliar hingga 3,1 miliar orang di seluruh dunia.
Di Eropa, 27 negara anggota Uni Eropa bersama dengan lima negara kaya lainnya telah melakukan pre-order vaksin tersebut. Negara-negara ini hanya mencakup sekitar 13 persen dari populasi global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?