Suara.com - Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan efek samping berat yang disebut Covid-19 panjang. Efek samping ini pun turut dirasakan oleh Mal Martin, pria asal Inggris yang terinfeksi virus corona Covid-19.
Sebelumnya, Mal Martin menghabiskan waktu 94 hari menjalani perawatan akibat virus corona Covid-19 di rumah sakit. Selama 61 hari ia membutuhkan perawatan intensif menggunakan ventilator untuk membantu pernapasannya.
Kini, Mal Martin mengungkapkan dirinya mengalami kerusakan permanen pada tubuhnya akibat virus corona Covid-19. Mal Martin mengatakan ginjalnya tidak berfungsi dengan baik dan tangannya telah diamputasi.
"Saya mengalami kerusakan saraf di kaki dan kehilangan penglihatan di mata kanan yang tidak pernah bisa kembali," jelas Mal Martin dikutip dari Express.
Istrinya yang mengurus pun mengatakan kesehatan Mal Martin tidak cukup stabil, terkadang ia terlihat membaik tapi juga seketika memburuk.
Komplikasi virus corona Covid-19.
Virus corona Covid-19 adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan efek jangka panjang. Tapi, penelitian sebelumnya tentang virus corona menunjukkan bahwa virus itu bisa melukai banyak organ dan menyebabkan beberapa gejala mengejutkan.
Orang dengan infeksi virus corona Covid-19 lebih parah mungkin mengalami kerusakan jangka panjang yang tidak hanya paru-paru, tetapi juga jantung, sistem kekebalan, otak dan anggota tubuh lain.
"Bukti dari wabah virus corona Covid-19 sebelumnya, terutama epidemi sindrom pernapasan akut parah (SARS) menunjukkan bahwa efek ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun," jelas peneliti.
Baca Juga: Studi Prancis: Virus Corona Covid-19 3 Kali Lebih Mematikan daripada Flu
Selain kerusakan organ, beberapa orang yang pulih dari virus corona Covid-19 bisa mengalami sistem kekebalan lemah. Mereka juga berisiko mengalami komplikasi permanen akibat virus ini.
"Pada waktu yang lama, orang yang telah terinfeksi virus akan rentan terhadap infeksi lainnya. Saya tidak hanya mengatakan ini hanya terjadi pada kasus virus corona Covid-19, tapi juga penyakit lainnya," kata Daniel Chertow, yang mempelajari patogen yang muncul di National Institutes of Health Clinical Center di Bethesda, Maryland.
Penelitian menunjukkan bahwa SARS juga salah satu virus yang menurunkan aktivitas sistem yang krisis produksi molekul pensinyalan disebut interferon.
Berita Terkait
-
Jangan Makan Mi Instan Mentah! Ini 5 Bahaya Tersembunyi yang Jarang Diketahui
-
Botox Bikin Mulus Wajah, Tapi Hati-Hati Ini Efek Samping yang Harus Kamu Ketahui
-
Gugatan Suplemen Blackmores di Australia: Ahli Farmasi Unpad Ingatkan Bahaya Vitamin B6 Dosis Tinggi
-
Suka Sarapan Oatmeal Setiap Hari? Ketahui 5 Efek Sampingnya yang Jarang Diketahui
-
7 Ciri Diabetes yang Bisa Terdeteksi Lewat Mata, Wajib Tahu!
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru