Suara.com - Imunisasi pada anak adalah hal yang sangat penting. Dengan imunisasi, akan membuat anak terhindar dari berbagai penyakit. Hal ini karena imunisasi akan membentuk sistem kekebalan pada tubuh anak.
Proses imunisasi ini dilakukan sejak usia 0 bulan sampai dengan 18 tahun. Berdasarkan keterangan Dokter Spesialis Anak, dr. S Tumpal Andreas C, M. Ked (Ped), Sp. A, imunisasi pada dasarnya yaitu memberi vaksin pada tubuh anak.
Pentingnya vaksinasi anak terhindari dari penyakit-penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan lain-lain.
Saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merilis jadwal pembaruan mengenai imunisasi pada anak. Pembaruan jadwal ini merupakan revisi terkait waktu pelaksanaan vaksinasi yang sebelumnya dibuat pada 2017.
Banyak berbagai perubahan waktu proses imunisasi, seperti vaksin Hepatitis B pada 2017 untuk usia 18 bulan tidak diberikan. Namun, pada perbaharuan 2020, usia 18 bulan diberikan kembali.
Selain itu, di 2017 untuk suntik polio hanya dilakukan satu kali di usia enam bulan. Namun, pada perbaharuan 2020 suntik polio dilakukan dua kali di bawah usia satu tahun.
Imunisasi yang dilakukan kepada anak biasanya memberikan dampak atau efek samping kepada beberapa anak seperti demam atau kejang. Selain itu beberapa masyarakat juga mengatakan, terdapat beberapa imunisasi yang tidak memberikan efek demam.
Menurut dr Tumpal Andreas, semua vaksin yang masuk pada proses imunisasi akan memiliki efek samping. Yang membedakan demam atau tidak pada anak itu adalah bagaimana reaksi tubuh terhadap vaksin yang masuk.
Biasanya reaksi yang diberikan pada tubuh yaitu panas. Pada beberapa situasi juga dapat mengalami kejang. Oleh karena itu dapat diberikan obat penurun demam sehingga terhindar hal tersebut.
Baca Juga: Ketua Satgas Imunisasi: Vaksin Covid-19 Adalah Vaksin Mati, Jangan Takut
"Itu karena reaksi tubuh anak karena semua vaksin yang ada punya efek samping. Oleh karena itu, dapat diberi obat penurun demam serta kompres dingin agar tidak terjadi bengkak," ucap Andreas pada siaran langsung bersama instagram @ayahbunda _, Senin (11/01/2021).
Berdasarkan keterangan Andreas masih banyak masyarakat yang belum memperhatikan betapa pentingnya proses imunisasi. Ia berharap, semoga masyarakat lebih memperhatikan waktu anak untuk imunisasi. Selain itu, diharapkan untuk orang tua agar tidak melakukan imunisasi yang hanya disubsidi pemerintah, tetapi juga imunisasi yang disediakan oleh dokter. Hal ini agar anak mendapat kesehatan secara maksimal.
"Lebih baik mengeluarkan biaya untuk vaksinasi dibanding untuk pengobatan jika sakit," ucapnya.
Andreas juga menambahkan, untuk saat ini belum ada informasi terkait vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Untuk itu, orang tua diharap untuk tidak menyebar hoax atau percaya informasi yang beredar.
Masalah proses vaksinasi Covid-19 nanti akan disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia secara langsung. (Fajar Ramadhan)
Berita Terkait
-
Banjir Sumatera: IDAI Soroti Krisis Air Bersih dan Lonjakan Penyakit Menular pada Anak
-
IDAI Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional: Anak Paling Rentan Terimbas
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
IDAI Ingatkan: Jangan Berangkat Liburan Akhir Tahun Sebelum Cek Vaksin Anak!
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi