Suara.com - Kebiasaan yang biasanya dianggap buruk nyatanya bisa memiliki manfat bagi Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan buruk memiliki manfaat pada kesehatan.
Melansir dari Medicalxpress, beberapa kebiasaan yang dianggap buruk tersebut memiliki manfaat tersendiri jika sesekali dilakukan, antara lain:
1. Mengumpat
Mengumpat disebut meningkatkan toleransi rasa sakit, meningkatkan kekuatan fisik, dan membantu kohesi sosial. Baru-baru ini ditemukan bahwa mengumpat dapat menjadi strategi penanggulangan yang efektif untuk menghadapi kemarahan di jalan.
2. Minum Alkohol
Studi terbaru ini menemukan bahwa alkohol dapat membuat Anda lebih fasih berbicara bahasa asing. Peneliti memberikan vodka dan minuman lemon pahit dengan kandungan alkohol setara dengan satu hingga dua botol bir kepada beberapa mahasiswa Jerman yang tinggal dan belajar di universitas Belanda.
Para siswa kemudian diminta untuk berbicara selama dua menit dalam bahasa Belanda tentang topik pengujian hewan. Kefasihan mereka lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi air biasa. Tampaknya ada sifat relaksasi alkohol dalam meredakan kecemasan yang terkait dengan berbicara bahasa asing.
3. Melakukan pelanggaran sosial
Mungkin jenis perilaku buruk yang paling utama adalah pelanggaran sosial. Membunuh orang lain, tentu saja adalah perilaku buruk yang sangat berbahaya. Tapi tindakan pemberontakan yang lebih biasa yang sekadar melepaskan diri dari siklus etiket dan kesopanan mungkin bisa bermanfaat.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu untuk Membentuk dan Mengubah Kebiasaan Buruk?
Dalam sebuah studi , para peneliti menantang ratusan mahasiswa sarjana untuk pergi ke dunia, melanggar norma sosial kecil dan mencatat konsekuensinya. Salah satunya berlari menaiki eskalator ke bawah di pusat perbelanjaan. Seorang lainnya menurunkan jendela mobil mereka dan bernyanyi dengan keras.
Lelucon eskalator tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan tatapan tidak setuju. Tetapi untuk menyanyi dan membuka kaca mobil malah mendapat sambutan baik dari orang-orang. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan pelanggaran sosial kecil mungkin bisa merelakskan penat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien