Suara.com - Keguguran tentu menjadi kabar buruk bagi pasangan suami istri yang tengah menanti kehadiran anak. Setelah ibu kembali dalam kondisi normal pasca keguguran, jika pasutri berencana kembali memiliki anak bisa saja dilakukan.
Tetapi, si ibu diingatkan perlu lebih berhati-hati dalam menghadapi trauma emosional yang mungkin timbul karena menghadapi keguguran.
“Ini karena kesedihan yang tidak dirasakan atau dialami sepenuhnya dapat muncul dalam bentuk lain seperti depresi yang dapat memengaruhi kesehatan saat hamil. Terutama jika ibu tidak makan dengan benar," kata CEO Paed-IQ Babyline, layanan berbasis nasihat medis, Dr Iqbal Karbanee dikutip dari Parent 24.
Kesedihan, kecemasan, atau rasa bersalah yang dirasakan ibu usai keguguran menjadi perasaan normal yang tidak boleh ditekan. Dokter Karbanee menyarankan, ibu tak perlu terburu-buru menyembuhkan dukanya. Menurutnya, setelah keguguran, banyak wanita mungkin menyalahkan diri sendiri sampai taraf tertentu.
“Ini sangat disayangkan dan menambah stres juga kecemasan secara keseluruhan. Para ibu harus fokus untuk memastikan mereka memiliki kesehatan emosional yang optimal," katanya.
Menurut Mayo Clinic, sebagian besar perempuan yang mengalami keguguran bisa kembali mengalami kehamilan yang sehat setelahnya. Hanya sekitar satu persen perempuan mungkin akan mengalami keguguran berulang.
Risiko keguguran di masa depan diprediksi tetap sekitar 20 persen setelah satu kali keguguran. Dokter Karbanee mengatakan bahwa kesehatan fisik juga merupakan kunci dari keberhasilan hamil dan sangat penting untuk memungkinkan tubuh pulih dan menguat secara fisik setelah keguguran.
“Jika Anda hamil segera setelah keguguran pertama, gaya hidup sehat sangat penting. Ini membutuhkan olahraga ringan, menghindari alkohol dan merokok, juga pola makan yang sehat. Para ibu harus memastikan bahwa mereka menjalani diet yang sehat dan mendapatkan cukup zat besi dan multivitamin, khususnya vitamin B Kompleks, untuk memastikan kesehatan yang optimal," jelas Karbanee.
Ia juga mengatakan bahwa kondisi fisik yang baik membantu mengurangi kelelahan.
Baca Juga: Ibu Hamil di Luar Negeri Dapat Vaksin Covid-19, Ini Kata Pakar Kandungan
"Ibu harus ingat bahwa istirahat yang cukup adalah bagian yang sangat penting dari kesehatan. Dalam keluarga, jika anak pertama masih kecil dan membutuhkan perhatian, hal ini meningkatkan kebutuhan kedua pasangan untuk saling membantu sebanyak mungkin,” ucap dokter Karbanee.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis