Suara.com - Sejumlah varian baru virus corona Covid-19 telah ditemukan di berbagai belahan dunia. Varian baru ini pun telah menimbulkan kekhawatiran.
Awalnya, varian baru virus corona ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Kemudian, para ahli kembali menemukan varian baru virus corona Brasil.
Varian baru virus corona ini sempat dinilai lebih menular daripada bentuk aslinya. Lalu, bagaimana jika seseorang terinfeksi dua varian baru virus corona sekaligus?
Dosen senior biologi molekuler di De Montfort University, Maitreyi Shivkumar mengatakan banyak infeksi varian baru virus corona, ada seseorang bisa jadi hasil koinfeksi oleh garis keturunan yang berbeda.
Maitreyi mengungkapkan hal tersebut, setelah Public Health England (PHE) mengungkakan bahwa varian baru virus corona masih diselediki. PHE mengatakan 16 kasus varian baru virus corona dikenal sebagai VUI-202102/04 telah terdeteksi.
Prof Shivkumar menjelaskan bahwa varian baru muncul ketika virus corona bermutasi dan penyebarannya di seluruh dunia bisa mengalami perubahan besar pada profil genetiknya.
"Ketika dua virus menginfeksi sel yang sama, mereka bisa menukar sebagian besar genomnya dan membuat urutan baru," jelas Prof Shivkumar dikutip dari The Sun.
Prof Shivkumar menyoroti penemuan baru-baru ini di Brasil, di mana para ilmuwan baru-baru ini melaporkan bahwa dua orang telah terinfeksi dua varian baru virus corona pada waktu bersamaan.
Mereka telah terinfeksi varian baru virus corona Brasil yang dikenal sebagai B.1.1.28 (E484K) dan varian baru VUI-NP13L yang ditemukan di Rio Grande do Sul.
Baca Juga: Virus Corona Inggris Bikin Pariwisata Bandung Barat Semakin Sulit Bangkit
Gejala utama virus corona Covid-19 adalah batuk terus-menerus, demam tinggi, hilangnya indra penciuman dan perasa. Sebelumnya, para ahli juga mengungkapkan bahwa varian baru virus corona Inggris bisa menimbulkan gejala yang berbeda, termasuk sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot.
Tapi, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gejala varian baru virus corona Afrika Selatan dan Brasil berbeda dari tiga gejala Covid-19 yang sudah disorot oleh NHS.
Di samping itu, peneliti Brasil yang menemukan dua kasus infeksi varian baru virus corona dalam satu waktu mengklaim, gejala yang dialami pasien tersebut berbeda dengan kombinasi virus yang berbeda atau tidak.
"Koinfeksi ini tampaknya tidak berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit pasien. Kedua pasiennya ini juga sembuh tanpa perawatan di rumah sakit," jelasnya.
Artinya, dua pasien yang terinfeksi dua varian baru virus corona sekaligus ini tidak jauh berbeda dengan pasien Covid-19 lainnya.
Meski begitu, kasus infeksi dua jenis varian baru virus corona sekaligus memiliki perbedaan mengenai seberapa efektifnya pengobatan medis
Berita Terkait
-
Status Pandemi Dicabut, Perawatan Pasien Covid-19 Bakal Ditanggung BPJS
-
INFOGRAFIS Tutupnya Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran
-
Yang Tertinggal, Bekas Pusat Isolasi Pasien Covid-19 Saat Pandemi
-
Kini Resmi Ditutup, Kilas Balik Sejarah Wisma Atlet Hingga Jadi RS Darurat Covid-19
-
Pasien COVID-19 Bertambah 222 Orang Hari Ini, Warga DIminta Tidak Lengah
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut