Suara.com - Vaksin AstraZeneca telah disetujui untuk penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca telah tiba di Indonesia.
Sebelumnya, vaksin AstraZeneca dikenal sebagai AZD1222 merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin out-nya yaitu Vaccitech.
Suntik vaksin ini akan membuat sistem kekebalan tubuh lebih siap untuk melakukan perlawanan bila SARS-CoV-2 menginfeksi tubuh kemudian hari.
Hasil uji klinis telah mengonfirmasi bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca mampu 100 persen mencegah terjadinya penyakit Covid-19 yang parah, rawat inap, dan kematian.
Vaksin AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada kejadian keamanan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin AstraZeneca ini untuk orang dengan penyakit penyerta, seperti orang obesitas, punya penyakir kardiovaskular, pernapasan dan diabetes. Karena, mereka berisiko tinggi menderita parah ketika terinfeksi virus corona.
Dosis yang dianjurkan adalah dua dosis yang diberikan secara intramuskular (masing-masing 0,5 ml) dengan selang waktu 8 sampai 12 minggu.
Tapi dilansir dari WHO, penelitian tambahan diperlukan untuk memahami perlindungan potensial jangka panjang setelah suntikan dosis tunggal.
Tingkat efikasi vaksin AstraZeneca
Baca Juga: Satgas Covid-19: Tenaga Kesehatan Harus Lebih Cerdas daripada Virus Corona
Vaksin AZD1222 untuk melawan virus corona Covid-19 memiliki tingkat efikasi 63,09 persen melawan kasus bergejala. Rentang waktu yang lebih lama antara suntikan pertama dan kedua, sekitar 8 hingga 12 minggu berkaitan dengan kemanjuran vaksin.
Sayangnya, belum ada data substantif yang tersedia terkait dengan dampak AZD1222 pada penularan atau pelepasan virus corona Covid-19.
Karena itu, semua orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai rekomendasi untuk mencegah penularan setelah suntik vaksin.
Adapun protokol kesehatan yang telah terbukti efektif mencegah penularan, termasuk menjaga jarak fisik, mencuci tangan, memakai masker, menjaga keberihan pernapasan
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan