Suara.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa obesitas pada masa kanak-kanak dapat dimulai saat ia masih menjadi janin. Ini bergantung pada makanan yang dikonsumsi sang ibu selama kehamilannya, menurut studi yang dilakukan Harvard Medical School.
Berdasarkan studi yang terbit pada Selasa (15/3/2021) di American Journal of Clinical Nutrition, seorang anak lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan ketika sang ibu lebih sering mengonsumsi makanan olahan dan daging selama masa kehamilan.
Menganalisis 1.459 data milik pasangan ibu-anak, peneliti menemukan berat badan anak lebih cepat bertambah di usia tiga hingga 10 tahun jika sang ibu mengonsumsi makanan yang menyebabkan radang pada ibu hamil, dilansir Insider.
Di sini, peneliti menilai makanan dari kandungannya, yakni lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, yang dianggap paling menyebabkan radang. Kandungan semua itu ditemukan dalam daging merah, makanan olahan, dan produk susu.
Sebaliknya, kandungan seperti serat, fitokimia, dan lemak tak jenuh dinilai bersifat anti-inflamasi. Umumnya kandungan itu ditemukan di sayuran, buah, ikan, serta biji-bijian.
Hasil ini menunjukkan bahwa pola makan ibu penting dalam memahami kesehatan janin yang sedang tumbuh.
"Penelitian menunjukkan makanan yang dikonsumsi selama kehamilan dapat memengaruhi metabolisme janin yang sedang tumbuh, serta perilaku makan dan preferensi makanan mereka," jelas Carmen Monthé-Drèze, penulis utama penelitian dan ahli neonatologi di Brigham and Women's Rumah Sakit.
Tidak jelas dari penelitian ini mengapa kebiasaan makan ibu memengaruhi anak-anak, meski ada beberapa faktor yang mungkin terlibat.
Bisa jadi pola makan yang lebih kaya nutrisi selama kehamilan memiliki pengaruh fisiologis pada janin yang sedang berkembang, membantu memulai metabolisme yang sehat.
Baca Juga: CDC: 78 Persen Pasien Covid-19 Kondisi Parah adalah Orang dengan Obesitas
Di masa depan, memahami hal ini dapat membantu dokter merekomendasikan diet optimal untuk kehamilan secara efektif.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan