Suara.com - Memberikan pendidikan seks kepada anak bukan berarti mendukung atau mengajarkannya untuk melakukan hubungan seksual. Lebih dari itu, pendidikan sejak dini justru bisa melindungi anak dari pelecehan seksual maupun perilaku seks bebas.
Dokter spesialis anak dr. Zidnie Prisilla, Sp.A., mengatakan, pendidikan seks berarti memberikan pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi terkait seksual yang meliputi anatomi tubuh. Kemudian dilanjutkan pada pendidikan mengenai reproduksi seksual.
"Pendidikan seks sejak dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun pendidikan seksual sejak dini menjelaskan tentang organ yang dimiliki manusia dan fungsinya. Bagaimana memeliharanya, merawatnya, dan bagaimana bila disalahgunakan kan atau tidak dirawat," kata dokter Zidnie dalam webinar Komodo Challange, Senin (5/4/2021).
Mengajarkan anak tentang organ seksual juga bisa membantunya dalam mengenal diri sendiri dan mengetahui batasan siapa yang boleh memegang juga melihat area tertentu tubuhnya.
Dokter Zidnie menyarankan, langkah pertama pendidikan seks bisa dengan mengajarkan rasa malu pada anak, baik laki-laki juga perempuan. Menanamkan jiwa maskulinitas pada laki-laki dan feminitas pada perempuan. Ketika anak sudah mulai masuk usia sekolah, sebaiknya dipisahkan tempat tidur dengan orangtua juga saudara kandung yang berbeda jenis kelamin.
"Walaupun saudara kandung namun berbeda jenis kelamin atau bahkan kembar sekalipun, sebaiknya memang pada usia tertentu sudah dipisahkan tempat tidurnya. Jadi tidak tidur sekamar lagi. Kemudian kita juga mendidik anak agar menjaga maupun merawat dan memelihara alat kelamin," ucapnya.
Anak juga harus diingatkan untuk tidak berpakaian terlalu terbuka atau terlalu ketat ketika ada orang lain selain keluarganya.
Dokter Zidnie menyarankan, agar orangtua meluangkan waktu khusus ketika memberikan pengajaran tersebut. Diskusi tentang seksual juga sebaiknya dilakukan dengan sikap terbuka dan tidak menghakimi anak.
"Memang dibuat ringan dan santai, namun idealnya memiliki waktu yang secara khusus. kemudian ciptakan suasana sikap terbuka, informatif, dan yakin. Siapkan materi yang disesuaikan dengan usia anak, gunakan media atau alat bentuk konkret," ucapnya.
Baca Juga: Tak Cuma Pelecehan Seksual, Blessmiyanda juga Diperiksa karena Selingkuhan
Orangtua jadi penanggung jawab pertama dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Jangan sampai anak justru mendapatkan informasi seksual dari sumber yang salah dan meresponnya dengan pemahaman yang juga salah.
"Orangtua jika terlambat mengedukasi atau bahkan tidak sama sekali memberikan edukasi yang memadai, berisiko anak-anak mengalami pelecehan seksual di kemudian hari dan bisa juga berisiko untuk terjadinya perilaku seks bebas atau menyimpang," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien