Suara.com - Kolesterol adalah zat lemak di dalam darah yang bisa menyebabkan komplikasi mengancam jiwa dengan cara menyumbat arteri. Serangan jantung sering kali menyerap sebagian besar perhatian tetapi kemungkinan komplikasi lain adalah penyakit arteri perifer (PAD).
PAD dimulai ketika kolesterol LDL atau kolesterol jahat berpindah dari darah ke dinding arteri. Banyak pasien PAD yang tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi beberapa orang mungkin mengalami gejala lain di kaki.
Menurut Harvard Health, nyeri kaki adalah salah satu gejala kolesterol yang paling umum. Pada awalnya, kaki akan terasa sulit diangka ketika di tempat tidur pada malam hari.
Tetapi jika penyakit berkembang, rasa sakit bisa menjadi konstan dan seseorang akan semakin kesulitan duduk serta berdiri lega. Pasien dengan PAD sedang hingga berat juga bisa mengembangkan bisul atau masalah kulit lainnya di kaki dan tungkai.
Gejala lain kolesterol juga termasuk rasa dingin di tungkai bawah atau kaki, perubahan warna kaki, rambut rontok atau pertumbuhan rambut yang lebih lambat di kaki dan tungkai, pertumbuhan kuku kaki yang lambat, kulit kaki mengkilap dan disfungsi ereksi pada pria.
NHS menjelaskan bahwa Anda harus menemui dokter umum jika Anda mengalaminyeri kaki berulang ketika olahraga. Mereka juga mengatakan bahwa banyak orang keliru mengira gejala ini akibat bertambahnya usia, tetapi sakit kaki ini sangat tidak umum terjadi pada orang sehat.
"PAD biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik oleh dokter umum dan membandingkan tekanan darah di lengan dan pergelangan kaki Anda," kata NHS dikutip dari Express.
Cara menurunkan kolesterol tinggi
Menurunkan kadar kolesterol tinggi salah satu cara untuk mencegah terjadinya komplikasi, seperti PAD. Anda bisa memulainya dari perubahan gaya hidup yang berisiko meningkatkan kolesterol.
Baca Juga: Berapa Lama Kekebalan Vaksin Covid-19 Bisa Bertahan ? Ini Kata Peneliti
Pada gilirannya, perubahan gaya hidup ini bisa meningkatkan kesehatan jantung Anda. Karena, salah satu tindakan pencegahan terpenting adalah mengurangi lemak jenuh.
Lemak jenuh biasanya ditemukan pada daging merah dan produk susu berlemak penuh. Mengurangi konsumsi lemak jenuh bisa menurunkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.
Berita Terkait
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Jangan Takut MCU! Ini 9 Hal Penting yang Diperiksa dan Artinya
-
Jangan Diremehin! Ini 5 'Rahasia Sakti' Tahu yang Bikin Badan Lebih Sehat
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental