Suara.com - Pakar penyakit menular kenamaan asal Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, meminta regulator untuk tetap menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.
Dilansir ANTARA dari Reuters Kamis (15/4), Dr Fauci mengatakan vaksin J&J akan segera kembali ke jalur yang benar sehingga penundaan penggunaan wajib dicabut.
Pernyataan itu muncul sehari setelah panel penasihat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menunda pemungutan suara mengenai nasib vaksin J&J setidaknya selama sepekan, sampai pihaknya mendapat lebih banyak data terkait risiko vaksin.
AS sebelumnya pekan ini memutuskan untuk menghentikan pemberian vaksin COVID-19 J&J guna menyelidiki enam kasus pembekuan darah otak yang langka, yang terkait dengan kadar trombosit yang rendah di dalam darah.
Fauci mengatakan jeda tersebut menjadi indikator bahwa CDC amat memerhatikan keselamatan masyarakat dalam membuat peraturan seputar vaksin.
"indikasi bahwa CDC dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) sangat serius memperhatikan keamanan. Saya berharap mereka membuat kesimpulan tentang hal ini segera, dan (vaksin itu) kembali ke jalurnya," kata Fauci.
"Dan saya yakin mereka akan melakukannya," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mendaftar sejumlah gejala efek samping dari vaksin Johnson & Johnson.
Gejala tersebut antara lain, sakit kepala yang tidak kunjung sembuh, sakit perut atau kaki yang tidak kunjung reda serta sesak napas yang semakin meningkat. CDC menyarankan untuk segera memeriksakan diri jika mengalaminya.
Baca Juga: Vaksin J&J Didera Kasus Pembekuan Darah, AS - Afsel Tangguhkan Penyuntikan
Menurut mereka, itu bisa menjadi tanda dari jenis gumpalan darah sangat langka dan parah yang mungkin terkait dengan vaksin.
Kasusnya memang sangat jarang. Sejauh ini hanya enam kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat dari sekitar tujuh juta dosis vaksin Johnson & Johnson yang sudah diberikan.
"Namun, jika sudah menerima vaksin J&J lebih dari sebulan yang lalu, risiko mengalaminya sangat rendah," kata Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC selama pengarahan virtual pada Selasa (13/4/2021), dilansir CNN.
CDC mendapat laporan enam wanita antara usia 18 hingga 48 telah terkena trombosis sinus vena serebral (CVST), yakni gumpalan di area otak yang mengumpulkan dan mengalirkan darah kurang oksigen.
"Ketika ini terjadi, sel darah bisa pecah dan membocorkan darah ke jaringan otak, membentuk pendarahan," menurut laman Johns Hopkins Medicine.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Bedak Bayi Johnson & Johnson Mengandung Bahan yang Dapat Menyebabkan Kanker
-
Pakar Penyakit Menular Dr Anthony Fauci Siap Mundur Jadi Penasihat Presiden AS, Karena Apa?
-
4 Fakta Dibalik Penghentian Penjualan Bedak Bayi Johnson & Johnson 2023 Mendatang
-
Diduga Sebabkan Kanker, Brand Bedak Bayi Ini Dituntut Bayar sampai Rp30 Triliun
-
Johnson & Johnson Setop Jual Bedak Bayi Ini Mulai 2023, Ada Apa?
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif