Suara.com - Satu kali suntikan vaksin Johnson & Johnson dipercaya mampu melawan virus corona Covid-19. Tapi, penggunaan vaksin Johnson & Johnson perlu diwaspadai.
Jika Anda mengalami sakit kepala parah yang tak kunjung sembuh, sakit perut atau kaki yang tak kunjung reda dan sesak napas parah, Anda harus segera menghubungi petugas kesehatan.
Karena, kondisi itu bisa menjadi tanda pembekuan darah langka dan parah yang terkait dengan vaksin Johnson & Johnson. Meskipun sangat jarang terjadi, ada 6 kasus pembekuan darah terkait vaksin Johnson & Johnson terdeteksi di Amerika Serikat.
"Jika Anda menerima vaksin Johnson & Johnson lebih dari sebulan lalu, risikonya akan lebih rendah," kata Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dikutip dari CNN.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengumumkan 6 wanita antara usia 18 dan 48 tahun telah mengembangkan trombosis sinus vena serebral (CVST), gumpalan darah di area otak yang mengumpulkan dan mengalirkan darah karena kekurangan oksigen.
Ketika kondisi ini terjadi, sel darah bisa pecah dan membocorkan darah ke jaringan otak serta membentuk perdarahan. Kasus tersebut mendorong CDC dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk merekomendasikan agar administrasi vaksin J&J Covid-19 dihentikan sementara untuk penyelidikan lebih lanjut.
CDC mengatakan bahwa 6 wanita mengembangkan gejala pembekuan darah langka dan parah setelah 6 hingga 13 hari suntik vaksin Johnson & Johnson.
Dr. Tom Shimabukuro, pimpinan keamanan vaksin dengan Tim Respons Covid-19 Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS, mengatakan di antara 5 dari 6 wanita tersebut mengalami gejala sakit kepala parah.
"Hal penting yang perlu diperhatikan di sini adalah ciri awal gejala nonspesifik atau ketika pasien mulai bergejala, seperti sakit kepala, kelesuan, menggigil dan myalgia," kata Shimabukuro.
Baca Juga: Termasuk Bahan Dasar Vaksin Covid-19, Apa Itu Adenovirus?
Gejala selanjutnya termasuk sakit kepala parah, sakit perut parah, memar dan bengkak di ekstremitas bawah. Salah satu wanita meninggal 12 hari setelah menerima vaksin dan memasuki rumah sakit dengan sakit kepala parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
Terkini
- 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
- 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
- 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
- 
            
              Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
- 
            
              Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
- 
            
              Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
- 
            
              Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
- 
            
              Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
- 
            
              Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
- 
            
              Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?