Suara.com - Varian baru virus corona B1617 telah mencuri perhatian global karena telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di India.
Varian virus dari India ini menjadi varian keempat yang membutuhkan pelacakan juga analisis tinggi seperti varian dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Sejak Maret, varian B1617 makin menyebar luas dan sebabkan tsunami Covid-19 India hingga mencatat lonjakan kasus positif ratusan ribu per hari.
Bahkan sejak pertengahan April, kasus kematian mingguan juga meningkat mencapai lebih dari 20 ribu kasus kematian baru.
Rata-rata tambahan kasus mingguan secara global menjadi lebih dari lima juta kasus, terbanyak selama pandemi Covid-19 terjadi. Dikutip dari worldometers, per Selasa (11/5), jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 159,58 juta kasus.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan varian virus B1617 diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian global, dengan beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa virus tersebut menyebar lebih mudah.
"Kami mengklasifikasikan ini sebagai varian yang menjadi perhatian di tingkat global," kata Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk COVID-19, dalam sebuah pengarahan.
"Ada beberapa informasi yang tersedia yang sebabkan peningkatan transmisi," imbuhnya dikutip dari Channel News Asia.
WHO mengatakan virus B1617 pertama kali diidentifikasi di India pada Desember, meskipun versi sebelumnya terlihat pada Oktober 2020. Variannya telah menyebar ke negara lain. Akibatnya banyak negara juga membatasi pergerakan dari India.
Baca Juga: Benarkah Varian Virus Corona India Kebal Vaksin Covid-19? Simak Kata Ahli!
Van Kerkhove mengatakan informasi lebih lanjut tentang varian dan tiga sub-garis keturunannya baru akan tersedia pada hari Selasa.
"Meskipun ada peningkatan penularan yang ditunjukkan oleh beberapa studi pendahuluan, kami membutuhkan lebih banyak informasi tentang varian virus ini dan garis keturunan ini dan semua sub-garis keturunan," katanya.
Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, mengatakan penelitian sedang dilakukan di India untuk memeriksa penularan varian, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan respons antibodi pada orang yang telah divaksinasi.
Hingga saat ini, dipastikan vaksin yang tersedia masih mampu kendalikan varian virus B1617.
"Apa yang kita ketahui sekarang adalah bahwa vaksin itu bekerja, diagnosa bekerja, pengobatan yang sama yang digunakan untuk virus biasa bekerja, jadi sebenarnya tidak perlu mengubah apapun,” kata Swaminathan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia