Suara.com - Tak enak badan tapi masih bisa bangun, bisa jalan dan masih bisa pergi ke kantor untuk bekerja? Tahan dulu. Kerja secara berlebihan terbukti bisa membahayakan tubuh dan kesehatan.
Tidak hanya itu saja, bekerja berlebihan juga meningkatkan risiko kematian dini.
Risiko ini diungkap oleh International Labour Organization (Organisasi Perburuhan Internasional) di mana angka kematian stroke dan penyakit jantung akibat bekerja telalu keras pada 2016 meningkat hingga 745.000 orang.
Lebih buruknya lagi, angka kematian akibat bekerja telah meningkat 29 persen sejak 2000.
Dikutip dari Healthline, kerja berlebih bisa menjadi masalah hidup dan mati. Kini di tengah pandemi Covid-19, bekerja dari rumah juga telah menjadi masalah yang serius.
“Teleworking telah menjadi norma di banyak industri, seringkali mengaburkan batas antara rumah dan pekerjaan. Selain itu, banyak bisnis terpaksa mengurangi karyawan dan menutup operasi untuk menghemat uang, sehingga orang-orang yang masih bekerja dan digaji, bekerja lebih banyak,” ungkap Tedros Adhanom Ghebreyesus, PhD, direktur jenderal WHO.
Lewat laporan WHO lebih lanjut, orang yang bekerja secara berlebihan lebih dari 55 jam seminggu, dikatakan berisiko terkena stroke sebesar 35 persen, bahkan berakhir kematian.
Sementara itu, risiko penyakit jantung iskemik 17 persen lebih tinggi dibanding karyawan yang bekerja selama 35-40 jam selama seminggu.
Terlalu banyak bekerja tidak hanya menimbulkan masalah stroke dan juga jantung, tetapi beberapa gangguan-gangguan berikut:
Baca Juga: Bingung Lanjut Kuliah atau Bekerja? Ini 4 Langkah Untuk Memutuskannya
- Psikologis: Merasa pusing, kesulitan memecahkan masalah, membuat kesalahan, dan mudah marah.
- Fisik: Mudah lelah, mengalami sakit kepala, merasa tegang, mual dan sakit perut.
- Emosional: Menjadi cemas dan khawatir sepanjang waktu, memiliki rasa takut pergi bekerja, dan merasa tidak berdaya.
- Interpersonal: Menghindari rekan kerja yang dulu pernah punya masalah, dan terlibat banyak konflik dengan orang-orang di tempat kerja.
- Perilaku: Lebih sering membuat banyak kesalahan, kurang tidur, minum lebih banyak alkohol, bahkan bisa berujung penggunaan narkoba.
Selain bekerja terlalu banyak bagi karyawan kantor, dikatakan bekerja berlebihan juga terjadi pada profesi perawat.
Selama pandemi Covid-19, kelompok perawat meningkatkan kelelahan yang tinggi dan kelelahan emosional sebesar 34 persen.
Efek ini terjadi ketika para pekerja perawat lebih banyak menghabiskan waktu bekerjanya di tempat area karantina.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?