Suara.com - Mungkin Anda pernah mendengar bahwa deodoran bisa tingkatkan risiko kanker payudara. Anggapan ini telah beredar di banyak generasi yang membuat banyak orang ragu pakai deodoran.
Melansir dari Healthshots, dokter Tanaya Narendra menyangkal bahwa tidak ada huubungan antara deodran dan kanker payudara.
“Saya yakin Anda pernah mendengar desas-desus bahwa deodoran menyebabkan kanker payudara. Saya bahkan lebih yakin Anda telah melihat beberapa merek yang menjual deodoran alami atau aluminiumfree yang cukup mahal," kata dokter Narendra seperti yang dikutip dari Healthshots.
"Tidak ada yang salah dengan membeli dan menggunakan produk yang berasal dari alam, tetapi jangan biarkan diri Anda terkecoh dengan alasan omong kosong mengapa Anda harus membeli produk yang lebih mahal. Pahami ilmunya dan lindungi diri Anda agar tidak tertipu," imbuhnya.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk memahami hubungan antara penggunaan deodoran dan terjadinya kanker payudara. Dan tak satupun menemukan hubungan antara keduanya.
Dokter Narendra menjelaskan bahwa rumor deodoran menyebabkan kanker payudara berasal dari tahun 1990-an, ketika beberapa email beredar mengklaim bahwa mengaplikasikan deodoran pada kulit ketiak yang baru dicukur menyebabkan kanker payudara.
"Mencukur menciptakan luka kecil di kulit dan deodoran yang Anda gunakan diserap ke dalam kelenjar getah bening Anda, kaim ini benar-benar salah," ujar dokter Narendra.
Dokter Narendra mengatakan bahwa kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan. Mereka membantu tubuh Anda menyaring mikroba dan partikel jahat termasuk sel kanker.
Kelenjar getah bening terhubung satu sama lain tetapi tidak terhubung ke kelenjar keringat Anda. Antiperspiran dalam deodoran memblokir kelenjar keringat Anda bukan kelenjar getah bening Anda.
Baca Juga: Sempat Didoagnosis Kanker Prostat, Kak Seto Ungkap Salah Satu Sebabnya
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sangat sedikit aluminium yang diserap melalui kulit, yakni hanya mencapai 0,012 persen.
“Alasan mengapa aluminium menjadi antiperspiran yang baik adalah karena aluminium tetap berada di permukaan kulit dan tidak terserap. Untuk suatu zat yang menyebabkan kanker, zat itu harus masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang cukup tinggi untuk menimbulkan masalah. Dan jumlah yang sangat kecil dalam roll-on Anda tidak cukup,” kata dokter Narendra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia