Suara.com - Pandemi Covid-19 berdampak terhadap seluruh sektor kesehatan, termasuk para penyandang autisme.
Kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran Covid-19 misalnya, membuat kehidupan para penyandang autisme berubah.
Penutupan sekolah dan pusat perawatan lainnya membawa tantangan baru bagi orang-orang yang merawat anak-anak penyandang autisme.
Anak-anak ini sekarang memiliki aktivitas fisik yang sangat sedikit dan paparan yang lebih lama ke layar ponsel cerdas untuk kelas online, menyebabkan ritme tidur yang tidak teratur dan masalah fisik lainnya.
Kurangnya interaksi tatap muka dengan teman sekelas dan guru mereka telah sangat mempengaruhi proses perkembangan mereka dan dapat berkontribusi pada masalah psikologis yang lebih besar bagi mereka di masa depan.
Penangguhan kursus terapi wicara fisik dan keterampilan sosial yang dipaksakan oleh penguncian dapat berdampak pada perkembangan keterampilan dasar mereka.
Anak-anak dengan autisme yang telah tinggal di tempat yang terisolasi selama penguncian lebih cenderung mengembangkan gangguan stres akut, gangguan penyesuaian, dan merasa sedih.
Untuk itu, orangtua perlu paham bahwa meski di rumah, anak perlu tetap mendapat terapi. Misalnya dengan melakukan permainan di rumah bisa yang bisa memberikan stimulasi.
Menurut Orthopedagog, Nuryanti Yamin salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menstimulasi anak autis, agar jangan sampai kemampuannya menurun tanpa terapi ialah dengan cara bermain.
Baca Juga: Blak-blakan, CEO Tesla Elon Musk Mengaku Mengidap Sindrom Asperger!
Tidak perlu permainan yang rumit, tapi permainan yang sesuai dengan usia anak yang bisa menstimulasi kemampuan anak tersebut. Contohnya seperti permainan lempar tangkap bola, yang bisa melatih saraf motorik dan kemampuan berpikir anak.
"Lempar tangkap bola aja, orangtua bisa memberikan stimulasi motorik, kapan anak nangkep inisiatif responsif. Lalu instruksi ayok dek tangkap, walau main bola aja," ungkap Nuryanti saat dihubungi suara.com, beberapa waktu lalu.
Nuryanti yang juga seorang Terapis Ahli anak berkebutuhan khusus di Drisana Center mengatakan, tidak butuh waktu lama untuk bermain dengan anak autis untuk menstimulasi, melainkan hanya butuh waktu 1 hingga 2 jam, namun dengan catatan harus rutin dan konsisten.
"Setiap hari bermain bersama anak, rasanya tidak terlalu susah, dengan keterampilan kemampuan sebagai orangtua aja, mengakomodir kebutuhan anak, memperkenalkan mainan," terangnya.
Berita Terkait
-
Air Mata Paul Scholes Saat Cerita Tentang Putra Autisnya: Saya Ingin Dia Bahagia
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Rayakan Keberagaman, Belajar Hidup Berdampingan dengan Autisme: Bagaimana Caranya?
-
Kakek 63 Tahun Memerkosa Perempuan Autis, Sempat Aniaya Keluarga Korban Hingga Trauma
-
Sumbang Rp59 M, Suga BTS Rutin Mengajar Musik di Pusat Terapi Autisme
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025