Suara.com - Virus corona Covid-19 tidak hanya memengaruhi beberapa fungsi organ, tetapi juga materi abu-abu dalam otak. Para peneliti menemukan hasil pemindaian otak pasien Covid-19 menunjukkan hilangnya materi abu-abu pasien dari waktu ke waktu.
Para peneliti yang berafiliasi dengan University of Oxford melakukan analisis pemindaian otak pasien Covid-19 ini telah mengunggah temuannya ke medRxiv sesuai data dari UK Biobank.
Mereka membandingkan hasil pemindaian otak para peserta sebelum pandemi virus corona dan pemindaian otak dari 394 pasien virus corona. Analisis lebih lanjut melibatkan 15 pasien rawat inap dibandingkan dengan 379 orang yang tidak dirawat di rumah sakit.
"Temuan kami menunjukkan adanya hubungan langsung antara hilangnya materi abu-abu di area korterks limbik dengan sistem penciuman dan pengecapan primer," kata para peneliti dikutip dari Fox News.
Pemindaian awal yang diambil sebelum pandemi virus corona Covid-19 juga memperkuat temuan baru ini. Para peneliti mengatakan, pemindaian awal itu membantu membedakan efek penyakit virus corona pada kondisi kesehatan pasien sesudahnya.
Para peneliti mengatakan 3 area yang yang mengalami kehilangan volume materi abu-abu signifikan akibat virus corona Covid-19, meliputi parahippocampal gyrus, korteks orbitofrontal lateral, dan insula superior. Kemudian, mereka juga menemukan kerusakan akibat virus corona Covid-19 yang paling terlihat jelas berada di belahan otak kiri.
Sementara itu, hasil pemindaian otak pada pasien rawat inap tidak menunjukkan hilangnya materi abu-abu yang signifikan. Sedangkan, pasien virus corona Covid-19 yang parah juga mengalami hilangnya materi abu-abu dalam jumlah besar di bagian korteks cingulate, nukleus pusat otak, amigdala dan hipokampus kornu ammonis.
Sayangnya, penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti belum menghubungkan antara hilangnya materi abu-abu pada otak dengan pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pada saturasi oksigen. Karena, data mengenai hal tersebut yang tidak tersedia.
Selain itu, para peneliti juga belum menghubungkan persoalan ini dengan latar belakang peserta, yang berasal dari Asia, etnis kulit hitam maupun putih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi