Suara.com - Kerusakan saraf dan penumpukan sel imun di kornea mata menjadi salah satu gejala baru long COVID-19 .
Meski hasil awal penelitian masih perlu dilakukan pada kelompok orang yang lebih banyak, namun peneliti sebenarnya sudah menduga kerusakan saraf yang terjadi bisa terkait long COVID-19 .
Beberapa gejala COVID-19 memang berlangsung lama karena dugaan adanya kerusakan saraf perifer, kata seorang ahli kepada Live Science.
Di sisi lain, long COVID-19 juga memiliki gejala seperti masalah neurologis, termasuk sakit kepala, mati rasa di tubuh, kehilangan penciuman dan kabut otak atau kesulitan berpikir dan berkonsentrasi.
Profesor kedokteran dan konsultan di Weill Cornell Medicine-Qatar di Doha Dr. Rayaz Malik mengatakan, gejala COVID-19 yang bertahan lama kemungkinan terjadi karena adanya kerusakan sel saraf dalam tubuh.
Secara khusus, bukti awal penelitian menunjukkan bahwa long COVID-19 berakibat pada kerusakan serabut saraf kecil, kabel tipis yang bercabang dari sel saraf tertentu dalam tubuh untuk menyampaikan informasi sensorik tentang rasa sakit, suhu dan gatal, di antara sensasi lain ke sistem saraf pusat.
Sel saraf berserat kecil juga membantu mengontrol fungsi tubuh tidak disengaja, seperti detak jantung dan buang air besar. Oleh karena itu, kerusakan sel-sel ini dapat menyebabkan beragam gejala.
Malik dan rekan-rekannya mempelajari hilangnya saraf serat kecil pada penderita diabetes dan penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis.
Mereka memerhatikan bahwa orang dengan gejala COVID-19 yang panjang tampaknya memiliki gejala yang sama dengan pasien diabetes dan neurodegeneratif. Karena itu juga, peneliti memutuskan untuk menyelidiki kemungkinan adanya keterkaitan.
Baca Juga: Diungkap Peneliti, Gejala Long Covid-19 Ini Perlu Diketahui
Menggunakan teknik yang disebut mikroskop confocal kornea (CCM), tim mengambil foto sel saraf di kornea, lapisan transparan mata yang menutupi pupil dan iris.
Tim menggunakan prosedur non-invasif untuk menghitung jumlah total sel saraf serat kecil di kornea, sekaligus menilai panjang dan tingkat percabangan serat tersebut.
Para peneliti berkesimpulan, jika ada kerusakan pada serat kecil saraf kornea, maka umumnya ada kerusakan serupa pada area lain di tubuh.
"Ini seperti barometer yang sangat bagus, hampir, kerusakan saraf di tempat lain," jelas Malik, dikutip dari Fox News.
Menurut studi baru, yang diterbitkan Senin (26 Juli) di British Journal of Ophthalmology, orang yang mengalami gejala neurologis setelah infeksi COVID-19 juga menunjukkan kehilangan saraf serat kecil yang signifikan di kornea, dibandingkan dengan pasien tanpa gangguan neurologis.
Terlebih lagi, tingkat kerusakan serat saraf berkaitan dengan keparahan gejala peserta, yang berarti kerusakan saraf yang lebih besar dikaitkan dengan gejala yang lebih jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi