Suara.com - Mahasiswa Universitas Oxford University sekaligus salah satu peneliti vaksin AstraZeneca, Indra Rudiansyah, menanggapi kasus pembekuan darah yang dialami penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Kasus pembekuan darah ini membuat banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia, enggan menerima suntikan vaksin AstraZeneca karena khawatir membahayakan kesehatan.
Menanggapi hal tersebut Indra Rudiansyah memastikan hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Sedangkan pembekuan darah, sambung dia, merupakan reaksi normal yang dialami tubuh manusia, mencegah tubuh kehilangan banyak darah saat terluka.
"Namun, akan jadi bahaya saat terjadi (pembekuan darah) di pembuluh darah otak dan jantung," ungkap Indra saat berbincang dengan awak media, Kamis (30/7/2021).
Terlepas seseorang menerima vaksinasi atau tidak, menurut Indra Rudiansyah, pembekuan darah bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti efek samping obat, penggunaan pil KB, faktor genetik, dan faktor kebiasaan seperti mengonsumsi alkohol.
Jadi, sebelum adanya vaksinasi Covid-19 AstraZeneca, lanjut dia, sudah banyak kasus kematian akibat pembekuan darah, dan jumlahnya tidak lebih sedikit dari orang yang meninggal akibat pembekuan darah setelah vaksinasi AstraZeneca.
Bahkan, jumlah pembekuan darah akibat terinfeksi Covid-19 lebih banyak dibanding setelah orang tersebut disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
"Vaksinasi tidak memberikan angka yang signifikan dalam kejadian kematian akibat blood clotting. Fenomena ini jarang terjadi. Oleh sebab itu diperlukan observasi agar KIPI bisa terbaca, bisa dilakukan penanganan yang tepat," papar lelaki berkacamata ini.
Baca Juga: Google: Jenis Vaksin Covid-19 dan Durasi PPKM Paling Banyak Dicari Warganet Indonesia
Lebih lanjut, Indra mengatakan kinerja vaksin seperti obat yang memiliki efek samping. Namun efek samping yang terjadi risikonya lebih kecil daripada manfaat kesehatan yang didapatkan tubuh.
Mahasiswa lulusan S1 dan S2 Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga menyandingkan vaksin Covid-19 dengan terapi kemoterapi untuk sakit kanker, yang punya efek samping rontoknya rambut, mual muntah, hingga kehilangan nafsu makan.
"Chemotherapy bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh kita, tapi bisa membantu tubuh kita melawan kanker," ujar Indra.
Mahasiswa yang juga alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012 itu mengungkapkan efek samping vaksin AstraZeneca bisa sangat beragam, dari yang umum seperti kelelahan, sakit kepala, hingga mual, biasanya akan dirasakan 1 hingga 2 hari, dan paling lama 7 hari setelah vaksinasi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan