Suara.com - Tingkat kematian Covid-19 yang masih tinggi menjadi perhatian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Untuk mencegah kematian Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri, Menkes Budi meminta pasien Covid-19 untuk segera pergi ke rumah sakit saat saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah di bawah 94 persen.
Menurut Menkes Budi ini harus dilakukan, lantaran memantau saturasi oksigen pada pasien positif Covid-19 adalah hal yang vital, karena berisiko mengalami perburukan atau jadi gejala berat.
"Kalau sudah di bawah 94 persen harus dirujuk bisa dibawa ke puskesmas, yang akan menugaskan ahli kesehatan untuk mengecek, atau pergi ke isolasi terpusat seperti RS Darurat Wisma Atlet, sehingga bisa diawasi saturasinya seperti apa," ujar Menkes Budi saat konferensi pers, Senin (2/8/2021).
Menkes Budi menerangkan, untuk mengetahui tingkat saturasi oksigen bisa menggunakan pengukur saturasi oksigen digital, yakni oximeter. Tapi bila tidak memiliki oximeter, ia menyarankan untuk mendeteksi secara manual, yaitu dengan menghitung napas.
"Caranya dalam 15 detik menahan napas, perlu 8 hingga 10 kali butuh menarik napas ulang itu sudah masuk kategori bahaya, saturasi oksigen sudah rendah," paparnya.
"Penting ukur saturasi oksigen, ukur napas kita, jangan nunggu sampai sesak napas. Kalau dalam 15 detik butuh 20 kali tarik napas, itu udah sesak namanya," lanjut Menkes Budi.
Tanda-tanda ini perlu diwaspadai, karena kata dia, bisa sangat fatal jika terlambat risiko kematian semakin meningkat.
Hal ini ia sampaikan, karena berdasarkan data terjadi pergeseran tren selama tiga bulan terakhir, banyak pasien Covid-19 tidak lagi meninggal di ICU tapi meninggal di instalasi gawat darurat (IGD), yang membuat durasi kematian pasien Covid-19 di rumah sakit jadi lebih cepat.
Baca Juga: Kematian Harian Tinggi Beberapa Pekan Terakhir, Menkes Budi Singgung Perawatan di IGD
"Kita mengamati ada perbedaan dibandingkan yang sebelumnya. Jika sebelumnya rata-rata kematian terjadi setelah 8 hari dirawat di rumah sakit, sekarang jadi 4,8 hari sudah wafat. Rata-ratanya jadi lebih cepat," ungkapnya.
Sehingga jika biasanya pasien Covid-19 datang ke IGD dilihat dan diperiksa oleh dokter, lalu menunggu sebentar, sampai dapat kamar. Selanjutnya apabila kondisinya memburuk ia akan dipindahkan ke ruang ICU, tapi jika tak jua bisa bertahan ia akan meninggal dunia.
"Kita teliti, kenapa wafat di IGD ? Kita lihat ternyata sebagain besar saturasinya pada saat masuk sudah rendah sekali. Banyak pasien yang terlambat dapat intervensi medis," pungkas Menkes Budi.
Sekedar informasi, sebelumnya kasus positif harian Indonesia pecah rekor tembus lebih dari 50 ribu sehari, dan kini sudah turun di angka rerata 30 ribu kasus baru. Tapi kasus kematian harian Indonesia belum turun signifikan, dari pecah rekor tembus 2.000 kematian, kini kematian masih di angka 1.600 kasus sehari.
Tag
Berita Terkait
-
Menkes Dorong Ibu Jadi Dokter Keluarga, Fokus Perawatan Sejak di Rumah
-
Di Balik Penyesalan Menkes, Ada PR Besar Layanan Kesehatan Papua
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern