Suara.com - Musim panas yang terjadi di Korea Selatan membuat tenaga kesehatan di pusat pengujian COVID-19 berjuang melawan peluh.
Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tak boleh ditanggalkan membuat sebagian besar tenaga kesehatan mengeluhkan rasa tidak nyaman.
Beruntung, keluhan para tenaga kesehatan tersebut di dengar oleh pemerintah. Khusus untuk tenaga kesehatan, pemerintah Korea Selatan menyediakan bus pemulihan sebagai tempat istirahat.
Bus milik pemerintah itu dilengkapi dengan AC, air dingin dan cemilan, yang boleh digunakan tenaga kesehatan.
"Rasanya seperti berada di igloo dan saya bisa rileks di sini," kata staf medis Jung Tae-du pada Selasa saat beristirahat di sebuah bus di pusat pengujian COVID Kota Namyangju, yang berada di luar ibu kota Seoul.
Dua puluh dua bus biasanya digunakan sebagai tempat rehat para polisi dan petugas pemadam kebakaran dan dikerahkan secara bergilir ke pusat pengujian sementara, kata Kementerian Kesehatan.
"Lingkungan kerja petugas medis di pusat pengujian sama dengan petugas pemadam kebakaran, sehingga kami memutuskan untuk menyediakan bus pemulihan untuk membantu mereka karena situasi virus corona yang berkepanjangan dan gelombang panas menambah kesulitan mereka," kata Shin Yeol-woo, Komisaris Dinas Kebakaran Nasional Korea Selatan kepada Reuters.
Dinas Kebakaran Nasional mengatakan sejumlah bus dilengkapi dengan bilik mandi dan tempat tidur susun, serta menyediakan mie instan dan kimchi.
Pihak dinas sedang mempertimbangkan penyediaan 82 bus pemadam kebakaran tambahan atas permintaan pemerintah setempat.
Baca Juga: Resep Punya Fisik Kuat ala Legenda Man United Park Ji-sung, Sering Minum Jus Kodok
Korsel sedang memerangi gelombang infeksi terbesarnya selama pandemi, meski vaksinasi terhadap penduduk yang rentan dan pegawai krusial telah membatasi jumlah kasus COVID-19 yang serius.
Korsel melaporkan 1.202 kasus baru pada Senin, sehingga totalnya menjadi 202.203 kasus, dengan 2.104 kematian.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) mengatakan Korsel menemukan dua kasus pertama varian COVID-19 Delta Plus. [ANTARA]
Berita Terkait
-
French Open 2025: Korea Selatan Sabet Dua Gelar, Indonesia Runner Up
-
Eks Dortmund dan Dua Mantan Timnas Kolaborasi Tempa 40 Bintang Muda
-
PSSI Didesak Gara-gara Gosip Jepang Keluar dari AFC Santer di Indonesia
-
5 Moisturizer Merek Korea Terbaik untuk Mencerahkan Wajah
-
Federasi Jepang Ingin Hengkang dari AFC, Indonesia Justru Bisa Diuntungkan!
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien