Suara.com - Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwok Deok-cheol meminta maaf atas terhambatnya penyelanggaraan program vaksinasi nasional, akibat keterlambatan pasokan.
Dalam rapat terbatas, Kwok menyebut pasokan vaksin terhambat karena Moderna, perusahaan pembuat vaksin yang bekerja sama dengan Korea Selatan, mengalami gangguan produksi.
Akibatnya, hanya setengah dosis vaksin yang datang, dari 8,5 juta dosis vaksin yang seharusnya dikirim pada bulan Agustus ini.
“Saya sekali lagi meminta maaf telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena masalah pasokan vaksin Moderna,” katanya dilansir ANTARA.
Produsen obat asal Amerika Serikat itu melewatkan pengiriman pada akhir Juli karena mitra manufaktur mengalami keterlambatan lantaran operasi pengujian laboratorium.
Menurut Kwon, pemerintah sudah menyampaikan keluhan ke Moderna dan seorang delegasi tingkat tinggi akan mengunjungi perusahaan tersebut untuk membahas solusi terbaik atas masalah tersebut.
Ia mengatakan Moderna sudah meminta maaf dan berjanji melakukan pengiriman yang telah disepakati.
Namun, belum ada tanggapan langsung dari pihak Moderna.
Korsel telah meneken kontrak pembelian 40 juta dosis vaksin Moderna dan baru 2.4 juta dosis di antaranya yang sudah diterima, menurut keterangan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Baca Juga: Tenaga Medis di Aceh Disuntikan Vaksin Moderna
Keterlambatan itu terjadi saat Korsel membuka pendaftaran vaksin perdana untuk kalangan dewasa di atas usia 18 tahun pada Senin malam dengan menggunakan vaksin Moderna atau Pfizer/BioNTech mulai 26 Augustus 2021.
Pendaftaran berproses sesuai rencana, tetapi akan memakan waktu enam minggu untuk mendapatkan suntikan dosis kedua setelah dosis pertama, bukan empat minggu, kata Kepala KDCA Jeong Eun-kyeong.
Korsel mendapat pujian atas penanganan COVID-19 di awal pandemi dengan melakukan pelacakan dan pengujian secara menyeluruh. Namun, vaksinasi yang lambat tumpang tindih dengan lonjakan varian Delta yang penularannya lebih cepat.
Sebanyak 45 persen dari 52 juta penduduknya telah divaksin, setidaknya dengan dosis pertama, sementara 15 persen di antaranya sudah mendapatkan vaksin lengkap per Minggu malam, berdasarkan data KDCA.
Korsel berencana untuk memvaksinasi lebih dari 70 persen warganya pada Septermber mendatang.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan dalam pertemuan dengan asisten senior, meskipun kekurangan vaksin, tujuan akan tercapai dengan memaksimalkan efisiensi pasokan yang tersedia.
Berita Terkait
-
Gen Z dan Milenial Jadi Motor QRIS, BI Catat Pertumbuhan Transaksi Naik 162,7 Persen
-
Teume Siap Serbu! TREASURE Buka Pop-Up Store 'Love Pulse' di Jakarta
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Hari Ini, Prabowo Bertolak ke Korea Selatan untuk KTT APEC 2025
-
Bank Indonesia Uji Coba QRIS Lintas Negara dengan Korea Selatan
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan