Suara.com - Seorang wanita asal Australia mengalami efek samping langka setelah suntik vaksin Covid-19.
Efek samping langka ini diketahui hanya terjadi pada 1 dari setiap 100 ribu orang.
Wanita bernama Melle Stewart itu dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami stroke yang membuatnya tidak bisa berbicara dan lumpuh pada sisi kanan tubuhnya.
Ia mengalami kondisi ini setelah 2 minggu mendapatkan dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Hasil tes medis lebih lanjut mengungkapkan Melle Stewart menderita trombosis trombositopenia yang diinduksi vaksin (VITT). Tetapi terlepas dari keadaannya yang menyedihkan, wanita berusia 40 tahun itu masih menganjurkan semua orang untuk suntik vaksin Covid-19.
Mulanya, Stewart menerima satu dosis suntikan vaksin AstraZeneca di Pusat Vaksinasi Sandown Park pada 24 Mei 2021 lalu. Setelah itu, ia langsung mengalami sakit kepala tetapi diabaikan karena dianggap tidak mengkhawatirkan.
Tak sampai sebulan, Stewart terbangun dengan rasa yang tidak biasa pada sisi kiri tubuhnya.
Kondisinya pun langsung memburuk cepat hingga ke titik ia kehilangan kemampuannya untuk berbicara dan menggerakkan sisi kanan tubuhnya.
"Dia bangun larut malam karena merasa tidak enak badan. Dia tidak bisa menahan beban di kaki kanannya dan saat itulah semuanya dimulai," suami Stewart dikutip dari Express.
Baca Juga: Peneliti Temukan Sub Varian Virus Corona Covid-19 Baru, Lebih Menular?
Suami Stewart sendiri mengaku melihat istrinya dalam kondisi tak berdaya itu adalah Pengalaman traumatisnya. Kenangannya ketika Stewart mulai tak berdaya juga sedikit kabur.
"Aku hanya teringat waktu itu berusaha mencoba mencuri bantuan medis secepatnya. Begitu kami sampai di St George, semuanya menjadi sangat jelas dan ini adalah kondisi yang sangat serius," katanya.
Sebelum itu, Stewart sudah pingsan terlebih dahulu di rumah. Kemudian, suami membawanya ke Rumah Sakit St George di Tooting, London, di mana dia dirawat di ICU neurologis.
Setelah itu, Stewart menjalani operasi darurat sebelum mengalami koma yang diinduksi secara medis. Kemudian, dokter menediagnosis Stwart menderita VITT, suatu kondisi langka yang ditandai dengan pembekuan darah yang mengancam jiwa.
Penyebab kondisi ini masih diselidiki, tetapi dokter menduga hal itu bisa dipicu oleh reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya, dokter terpaksa mengangkat sebagian tengkoraknya untuk mengurangi tekanan di otaknya yang disebabkan oleh pembengkakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya