Suara.com - Nyeri dada bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang mengalami serangan jantung. Tapi, nyeri dada juga merupakan gejala umum dari penyakit lambung, seperti penyakit refluks gastroesofagus.
Dokter menyebut nyeri akibat serangan jantung dan kondisi lain yang mempengaruhi sistem kardiovaskular sebagai nyeri dada jantung. Sedangkan, nyeri yang tidak berasal dari sistem kardiovaskular disebut sebagai nyeri dada nonkardiak.
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi yang bisa menyebabkan mulas, yang disebut dengan nyeri dada nonkardiak. Sementara dilansir dari Medical News Today, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang mengancam jiwa.
Karena itu, Anda perlu mengenali perbedaan antara nyeri dada jantung dan nonkardiak atau nyeri dada karena penyakit lambung. Saat Anda mencoba membedakan antara nyeri dada jantung dan nonkardiak, seseorang perlu mempertimbangkan 3 faktor berikut.
1. Lokasi nyeri
Nyeri dada kardiak maupun non kardiak bisa terjadi di tengah dada, di belakang tulang dada. Tapi, nyeri dada jantung bisa menyebar ke seluruh dada dan mempengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti lengan, bahu, leher, tenggorokan, rahang dan gigi.
Nyeri dada nonkardiak, seperti mulas cenderung tetap terlokalisir. Maksudnya, nyeri dada tidak menyebar ke area lain. Mulas biasanya berkembang di belakang atau bawah tulang dada.
2. Rasa sakitnya
Biasanya orang menggambarkan nyeri dada jantung seperti adanya tekanan, tindihan, rasa keberatan, rasa terbakar dan sakit pada dada. Sebaliknya, nyeri dada nonkardiak cenderung terasa seperti sensasi menusuk atau terbakar yang intens tepat di bawah permukaan kulit.
Baca Juga: Gejalanya Hampir Mirip, Ini Perbedaan Pilek, Flu dan Pneumonia!
Batuk, bernapas, atau bergerak dapat mempengaruhi intensitas nyeri dada nonkardiak. Sedangkan, tingkat keparahan nyeri dada jantung biasanya tetap stabil, bahkan saat istirahat.
3. Gejala yang menyertai
Gejala-gejala yang menyertai nyeri dada dapat menjadi indikasi penting kondisi ini disebabkan oleh jantung atau nonjantung. Adapun gejala yang bisa terjadi bersamaan dengan nyeri dada, termasuk sesak napas, detak jantung tak beraturan, pusing atau sakit kepala ringan, mati rasa, dan ketidaknyamanan pada lengan, leher, rahang, bahu dan punggung.
Sedangkan, gejala yang menunjukkan nyeri dada itu berasal dari lambung atau GERD, meliputi nyeri atau kesulitan menelan, kembung, sendawa, bau mulut, sakit tenggorokan dan rasa tidak enak atau asam di mulut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja